JAKARTA – PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), perusahaan tambang batu bara yang terafiliasi dengan Grup Sinar Mas berencana mengakuisisi perusahaan tambang batu bara seiring membaiknya harga komoditas emas hitam ini. Bonifasius, Presiden Direktur Golden Energy, mengatakan akuisisi dilakukan atas dasar pertimbangan cadangan komoditas batu bara nasional yang cukup banyak.

“Program kelistrikan 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah juga bisa untuk menggantikan kebutuhan penjualan ekspor. Ini yang jadi alasan akuisisi, selain juga harganya,” kata Bonifasius di Jakarta.

Untuk rencana akuisisi tahun ini, Golden Energy akan melihat potensi dan capability perusahaan serta bisnis batu bara ke depannya. “Dana akuisisi sebagian menggunakan kas internal,” kata dia.

Bonafasius menyampaikan perseroan telah menandatangani Conditional Share & MCB Purchase Agreement dengan GMR Energy (Netherland) BV dan GMR Infrastructure (Overseas) Ltd pada tanggal 12 Mei 2017 terkait rencana akuisisi 100% saham BSL Group senilai US$ 59.270.000 dan Obligasi Wajib Konversi BSal Group dengan nilai US$ 6.368.158.

Bonifasius menambahkan, perseroan akan meningkatkan infrastruktur kapasitas produksi batu bara pada tahun depan menjadi 18 juta ton.

“Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$12 juta yang dialokasikan untuk operasional pertambangan,” ungkap dia.

Tahun lalu, realisasi belanja modal Golden Energy hanya sebesar US$2 juta karena harga batu bara tidak terlalu bagus sehingga perseroan tidak terlalu agresif untuk ekspansi.

Pada 2017, Golden Energy menargetkan produksi sebesar 12 juta ton dan tidak memerlukan infrastruktur tambahan. Perseroan akan menggunakan dana belanja modal untuk peningkatan volume produksi. Perseroan menargetkan peningkatan produksi dari tambang anak usaha, PT Borneo Indobara dari 7,5 juta ton menjadi 12 juta ton.

Sepanjang kuartal I 2017, perseroan sudah memproduksi batu bara sebanyak 2,6 juta ton. Padahal Golden Energy hanya menargetkan produksi sebesar 1,6 juta ton untuk periode tersebut.

“Produksi kuartal I sudah 22% dari target satu tahun. Kalau dikalikan empat kami optimistis (target) bisa tercapai,” tandas Bonifasius.(RA)