JAKARTA – Skema bisnis model serta insentif fiskal dianggap menjadi salah satu capaian terbentuknya Program Indonesia Terang (PIT), sehingga terwujud rasio elektrifikasi 97% pada tahun 2019.

Rida Mulyana, Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan Program Indonesia Terang akan menjadi pelengkap dari pelaksanaan pengadaan ketenagalistrikan oleh PT PLN (Persero).

“Secara total, PIT berpotensi mengembangkan hingga 1.500 megawatt (MW) EBT, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pencapaian rasio elektrifikasi 97% pada 2019 dan 25% porsi energi terbarukan dari total bauran energi nasional di 2025,” kata Rida di Jakarta, Selasa (8/11).

Menurut Rida, PIT menjadi terobosan kebijakan untuk menyediakan akses penerangan bagi 2,5 juta rumah tangga yang belum terlayani listrik dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan setempat.

Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang juga memiliki inisiatif program Energy for the Poor, untuk memberikan dukungan terhadap Program Indonesia Terang.

“PIT juga merupakan terobosan pendanaan, dimana dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya mengandalkan pembiayaan dari pemerintah, tetapi mengkombinasikan mekanisme anggaran negara dengan mekanisme sumber dana lainnya, seperti swasta, hibah dan pinjaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengurangi beban fiskal,” tandas Rida.(RA)