JAKARTA– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi minyak dari Blok Cepu sebesar 220 ribu barel per hari (BOPD) diproyeksikan mampu dipertahankan sampai tahun 2020. Djoko Siswanto, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengatakan peningkatan produksi ini terjadi berkat pemasangan fasilitas alat pendingin (cooler) yang dilakukan ExxonMobil, kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, selaku operator Blok Cepu.

“Blok Cepu itu kan sekarang menyalip Chevron (Blok Rokan). Plan of Development (POD) wal 165 ribu BOPD lalu kami upayakan ke 185.000 barel per hari, lalu naik ke 220 ribu BOPD hari, itu upayanya dengan memasang fasilitas cooler,” ujar Djoko di Jakarta, akhir pekan lalu.

Peningkatan produksi Blok Cepu ini juga bukan yang pertama kali. Tahun 2017, produksinya meningkat menjadi 185 ribu BOPD dan 2019 ditargetkan sebesar 216 ribu BOPD.

Djoko mengatakan, fasilitas alat pendingin paling tidak bisa mempertahankan produksi Blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai 2020. Dengan begitu, apabila nanti pada 2021 terjadi penurunan bisa teratasi dari produksi lapangan Kedung Keris yang akan mulai beroperasi di akhir 2019. “Kedung Keris sekarang dalam proses pemasangan pipa, sepanjang enam km untuk masuk di fasilitas Lapangan Banyu Urip,” ujarnya seperti dikutip antaranews.com.

ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Lapangan migas itu mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20.000 barel sehari pada 2009, dan terus naik sampai sekarang.

Pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip brtambah dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.

Kemudian pada 2011, ExxonMobile menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris dan akan beroperasi penuh pada kuartal III 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu BOPD.

Kini, Blok Cepu didaulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu BOPD lantaran masuk dalam kategori tua. “Secara alamiah, kalau minyak diambil terus menerus, ya habis,” kata Djoko.

Meski demikian, keduanya tetap merupakan tumpuan produksi dan lifting minyak nasional. Secara umum, lifting minyak pada 2018 mencapai 778 juta BOPD. Sedangkan lifting gas sebesar 1.139 juta BOEPD. (DR)