JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memproyeksikan kenaikan produksi minyak dan gas sebesar 50% sepanjang 2017 dibanding realisasi 2016.

“Produksi tahun ini total 53 ribu BOEPD, naik 50% dari tahun lalu. Revenue juga naik 30%,” kata Tumbur Parlindungan, Presiden Direktur Saka Energi, di Jakarta,  Selasa (12/12).
Dia mengatakan faktor yang mempengaruhi kenaikan produksi berasal dari Blok Pangkah di lepas pantai bagian timur Laut Jawa serta blok-blok bukan operator (non operated) seperti di Muara Bakau dengan Lapangan Jangkriknya, Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah dan Blok Ketapang di Laut Jawa, Blok Sanga-Sanga di Kalimantan Timur,  Blok South East Sumatera di Laut Jawa,  Ujung Selatan Sumatera serta Blok Fasken di South Texas, Amerika Serikat.
“Produktivitas didukung dengan situasi global yang kembali stabil dengan harga minyak dunia kisaran US$50-US$60 per barel,” kata Tumbur.
Sepanjang 2017, Saka Energi telah mengebor tiga sumur, yakni satu sumur eksplorasi dan dua sumur pengembangan. Beberapa kegiatan study seismic dan G&G juga telah dilakukan dengan tujuan meningkatkan pemahaman bawah permukaan, baik untuk pematangan berbagai prospek dalam wilayah kerja atau mendukung kegiatan pengeboran.
Saka Energi juga telah mendapatkan persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD) untuk Lapangan Sidayu di Blok Pangkah pada  Oktober 2017.
“Lapangan Sidayu ditargetkan sudah dapat berproduksi pada kuartal II 2019, ” kata Tumbur.(RA)