JAKARTA– PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi terintegrasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, membukukan produksi minyak dan gas bumi dari dalam negeri sepanjang kuartal I 20118 sebesar 76 ribu barel setara minyak per hari. Blok South Natuna Sea Blok B di Kepulauan Riau memberi kontribusi terbesar produksi migas Medco Energi sepanjang Januari-Maret 2018, yaitu sebesar 22,6 ribu BOEPD.

Laporan keterbukaan informasi perseroan yang dirilis belum lama ini menyebutkan, kontributor kedua setelah South Natuna Blok B adalah blok migas di Senoro-Toili sebesar 19,2 ribu BOEPD dan ketiga Blok South Sumatera sebesar 19,0 ribu BOEPD. Posisi berkutnya adalah blok Rimau sebesar 9,6 ribu BOEPD, Blok Lematang 3,6 ribu BOEPD dan Blok Tarakan 2,0 ribu BOEPD. Sementara itu, yang sama sekali tidak menghasilkan adalah Blok Simenggaris kendati Medco Energi memiliki hak partisipasi atau participating interest sebesar 62,5%.

Total ada tiga wilayah kerja yang hak partisipasinya dikuasai Medco Energi sebesar 100%. Ketiga blok itu adalah South Sumatera yang akan berakhir kontraknya pada 2033, Blok Lematang yang kontraknya berakhir apda 2027, dan Blok Tarakan pada 2022.

Di luar Simenggaris, ada empat wilayah kerja Medco Energi yang belum berkontribusi bagi perusahaan sepanjang kuartal I 2018. Keempat blok itu adalah Block A dengan kepemilikan hak partisipasi 85%, Senoro Phase 2 dengan kepemilikan 30%, South Sokang dengan hak partisipasi 100%, dan Blok Bengara juga kepemilikan 100%.
Luar Negeri

Sementara itu, di luar negeri, Medco Energi juga memiliki sejumlah portofolio aset. Di Oman, melalui lapangan Karim Small Field dengan kepemilikan 51%, total produksi 8 ribu BOEPD. Juga di Tunisia dengan dua aset produksi, yaitu Bin Ben Tartar dan Block Adam dengan hak partisipasi 100% dan 5%, produksi mencapai 1.500 BOEPD.

Adapun di Amerika Serikat, dengan lapangan di Teluk Meskiko dan hak partisipasi 75%, produksi sekitar 300 BOEPD. Sementara di Yaman, yaitu di Blok 9, Medco Energi dengan 21% hak partisipasi, produksi kotor mencapai 5.000 BOEPD. (DR)