JAKARTA– PT Geo Dipa Energi (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi panas bumi, mencatatkan produksi listrik sepanjang 2017 sebesar 763 gigawatthour (GWH), naik 30% dibandingkan realisasi produksi 2016 yang tercatat 586 GWH. Produksi listrik Geo Dipa itu berasal dari dua unit pembangkit listrik tenaga panas bumi, yaitu PLTP Patuha di Jawa Barat dan PLTP Dieng di Jawa Tengah.

“Produksi listrik dari PLTP Patuha sebesar 56 MW sedangkan PLTP Dieng 44 MW, naik dari 2016 sebear 37 MW,” ujar Riki Ibrahim, Direktur Utama Geo Dipa Energi dalam keterangan tertulis, Senin (1/1).

Menurut Riki, kenaikan realisasi produksi listrik itu merupakan hasil kinerja seluruh insan Geo Dipa dari program optimalisasi kedua lapangan baik pengawasan dari sisi hulu maupun hilir. Optimalisasi dua PLTP itu melalui upaya agar produksi listrik agar sesuai dengan kapasitas terpasang di masing-masing unit pembangkit.

Unit Patuha berhasil meningkatkan pasokan uap di lapangan Patuha Unit I dengan melakukan tie-in PPL-04 dan PPL-06, dalam menjaga keandalan uap serta melakukan pula perbaikan minor PLTP pada saat simple inspection awal 2017. Sementara itu, optimalisasi di PLTP Unit Dieng telah dilakukan dengan menjaga produksi uap melalui pemeliharan fasilitas steamfield, brine management dan menjaga keandalan pembangkit yang sudah ada sejak 2002.

Riki juga menyebutkan, pada 2017 Geo Dipa berhasil menjalankan program kerja untuk pengembangan area di Prospek Candradimuka, WKP Dataran Tinggi Dieng, Prospek Candi Umbul Telomoyo dan Arjuno Welirang yang merpakan WKP baru atas penugasan pemerintah.

Selain itu, Geo Dipa juga mendapat dukungan penuh pemegang saham demi mempercepat pertumbuhan pendapatan serta mengurangi akumulasi rugi yang tercatat Rp641 miliar sampai Desember 2016.

Geo Dipa saat ini mengoperasikan dua PLTP, yaitu PLTP Dieng dan Patuha. PLTP Dieng berlokasi di Jawa Tengah dengan kontur pegunungan, sumber air panas, solfatara, fumarole serta bebatuan. Hal ini mengindikasikan bahwa Dieng merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi panas bumi. Total potensi energi panas bumi di sekitar Dieng diperkirakan sebesar 400 MW.

Geo Dipa Energi berhasil mengoperasikan proyek Dieng Unit 1 dengan kapasitas sebesar 60 MW yang terhubung ke jaringan Jawa-Madura- Bali melalui sistem interkoneksi. Selain itu, untuk memenuhi target usaha dilakukan peningkatan serta pengembangan kapasitas proyek Dieng 2 dan 3, masing-masing berkapasitas 55 MW. Banyaknya sumur di lapangan Dieng memberikan ketersediaan data teknis yang lebih tinggi sehingga dapat lebih meningkatkan success ratio pengeboran.

Sedangkan PLTP Patuha terletak di sekitar Gunung Patuha di Jawa Barat yang berada sekitar 40 km di sebelah selatan kota Bandung. Pada 2014 Geo Dipa Energi berhasil menyelesaikan pembangunan 1 unit PLTP di Patuha dengan kapasitas 60 MW. Total potensi energi panas bumi yang dihasilkan di sekitar area tersebut diperkirakan mencapai 400 MW. Saat ini Geo Dipa Energi telah memformulasikan rencana pengembangan PLTP Patuha Unit 2 dan Unit 3 masing-masing dengan kapasitas 55 MW yang merupakan pengembangan Proyek Patuha Unit 1.

WK Panas Bumi
Sementara itu, PLN dan Geo Dipa dipercaya oleh pemerintah untuk mengelola 10 wilayah panas bumi dengan total potensi listrik 520 MW. Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, mengatakan penugasan langsung kepada PLN dan Geo Dipa tersebut karena BUMN lebih mudah mendapatkan pendanaan. Penunjukan tersebut dilakukan secara resmi sepanjang 2017 dengan mengacu kepada aturan yang berlaku.

“Mereka akan segera melakukan eksplorasi. Kemudian membangun PLTP,” ujarnya di Jakarta, pekan lalu.

Wilayah geothermal yang ditugaskan kepada PLN, adalah Kapahiang di Bengkulu dengan potensi 110 MW, Tangkuban Perahu di Jawa Barat dengan potensi 60 MW, Unggaran di Jawa Tengah dengan potensi 55 MW, Oka ile Ange di NTT dengan potensi 10 MW, Atedai di NTT dengan potensi 10 MW, Gunung Sirung di NTT dengan potensi 5 MW, Bora Pulu di Sulawesi Tengah dengan potensi 40 MW, Songa Wayahua di Maluku Utara dengan potensi 10 MW.
Sementara itu, Geo Dipa ditugaskan mengelolan Arjuna Wilerang di Jawa Timur dengan potensi 110 MW dan Candi Umbul Telomoyo di Jawa Tengah dengan potensi 110 MW. (DR)