JAKARTA- Produksi emas PT Nusa Halmahera Minerals, perusahaan yang 75% sahamnya dikuasai Newcrest Mining Ltd, perusahaan tambang asal Australia dan 25% sisanya dimiliki PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mencatatkan produksi emas pada Desember 2016 sebeasr 64.991 ribu ounce, naik dibandingkan produksi periode September 2016 sebesar 57.690 ounce ditopang peningkatan kegiatan produksi di tambang Prospek Kencana, Gosowong, Halmahera, Maluku Utara.

Namun, peningkatan produksi tersebut tidak diikuti oleh penjualan. Pada September 2016, penjualan emas dari tambang Gosowong sebesar 55.670 ounce, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember sebesar 50.408 ounce.

Dengan asumsi harga jual rata-rata emas Newcrest dari tambang Gosowong sebesar US$ 1.277 per ounce sesuai proyeksi perusahaan yang dimuat di laman perseroan, Newcrest membukukan pendapatan sebesar US$ 64,7 juta atau sekitar Rp 869 miliar (kurs Rp 13.500) pada kuartal yang berakhir Desember 2016.

Sepanjang tahun buku 2016 yang dimulai pada Juli 2015 dan berakhir pada Juni 2016, Nusa Halmahera mencetak produksi emas 197.463 ounce atau anjlok 40,44% dibandingkan dengan realisasi pada tahun buku 2015 sebanyak 331.555 ounce. Berbanding lurus dengan produksi, kinerja penjualan pun ikut anjlok sebesar 32,94% dari 332.007 ounce menjadi 222.637 ounce.

Penurunan produksi itu terjadi khususnya pada semester II karena kejadian runtuhnya terowongan bawah tanah di Tambang Kencana yang berujung pada penutupan operasi untuk sementara. Alhasil metode penambangan pun harus direvisi. Dengan perubahan metode penambangan, kemampuan produksi dari Gosowong akan menjadi sekitar seperempat saja dari tingkat produksi sebelum kejadian tersebut.

Meskipun jatuh cukup dalam, realisasi produksi tersebut masih sesuai dengan prognosa perusahaan pada awal tahun. Perseroan memproyeksikan produksi emas pada Juli 2015-Juni 2016 sebanyak 195.000-235.000 ons.

Sementra pada posisi hingga Desember, produksi tercatat 122.680 ounce dan penjualan 164.134. Harga jual rata-rata emas pada periode fiskal terebut sebear US$ 1.277 per ounce, lebih tinggi daripada tahun fiskal yang berakhir Juni 2016 sebesar US$ 1.113 per ounce. (DR)