JAKARTA- PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG), perusahaan pengelola kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, mencatat produksi kilang LNG sepanjang tahun ini sebesar 2,2 juta ton LNG dari proyeksi awal 2 juta ton ditopang maraknya pasokan gas dari Central Processing Plant CPP Donggi dan operasional kilang yang berjalan secara normal dengan catatan keselamatan kerja yang baik.

Aditya Mandala, Direktur Korporasi DSLNG, mengatakan
Kilang DSLNG mendapat pasokan gas dari Joint Operating Body (JOB) Pertamina Tomori Sulawesi dan Pertamina EP Pengembangan Gas Matindok. Terhitung sejak April 2016, pasokan gas dari Central Processing Plant (CPP) Donggi milik PT Pertamina EP mulai mengalir sehingga volume gas rata-rata yang diolah di Kilang DSLNG menjadi 355 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari rencana 335 MMSCFD.

“Kilang dapat menjaga kestabilan operasi di tengah situasi harga minyak yang menurun dan suplai LNG yang berlebih. Dalam periode Januari sampai dengan November 2016, kilang berhasil mengirimkan satu kargo ke domestik di tengah kondisi suplai produsen LNG domestik yang berlebih,” ujar Aditya dalam siaran pers, Rabu.

DSLNG telah menandatangani kesepakatan jual beli gas dengan produsen di hulu yaitu PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi, PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Tomori E&P Ltd. melalui Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS), dan PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) melalui Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM). Sesuai dengan kesepakatan tersebut, Kilang LNG Donggi Senoro akan mendapat pasokan dari Blok Senoro-Toili yang dikelola JOB PMTS sebanyak 250 juta kaki kubik per hari dan dari Blok Matindok yang dikelola oleh PPGM sebanyak 85 juta kaki kubik per hari. Selain memasok ke kilang LNG Donggi Senoro, produsen gas juga memasok untuk industri domestik, antara lain untuk pabrik ammonia dan pembangkit listrik.

Di sisi pembeli LNG, DSLNG telah menandatangani perjanjian jual beli LNG jangka panjang dengan Chubu Electric, Kyushu Electric, dan Korea Gas Corporation. Pengiriman kargo LNG kepada pembeli jangka panjang tersebut juga akan dilakukan tahun ini. Selain kilang LNG, produsen gas tersebut juga memasok industri domestik, antara lain, pabrik amonia dan pembangkit listrik.

Proyek Donggi-Senoro adalah Mega Proyek Terintegrasi inisiatif Pertamina dan Medco Energi untuk monetisasi cadangan gas melalui proyek LNG di wilayah Sulawesi Tengah setelah menunggu 30 tahun sejak gas ditemukan. Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas-fasilitas pengolahan gas di hulu yaitu Central Processing Plant oleh JOB PMTS dan Pengembangan Gas Matindok oleh Pertamina EP, serta pembangunan Kilang Donggi Senoro LNG. Pengembangan proyek ini juga didukung oleh partisipasi dari Mitsubishi Corporation dan KOGAS. Total investasi mega proyek melalui proyek LNG tersebut mencapai US$ 4,8 miliar, sebesar US$ 2,8 miliar untuk pembangunan kilang. (DR)