JAKARTA– PT Amman Mineral Nusatenggara, perusahaan tambang emas dan tembaga terafiliasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), mencatatkan kinerja operasi dan finansial kurang memuaskan sepanjang semester I 2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Hal itu ditandai dengan turunnya produksi dan penjualan emas serta tembaga yang diiringi penurunan pendapatan perusahaan.

Berdasarkan keterbukaan informasi Medco Energi yang dikutip dari laman perseroan, produksi emas dan tembaga Amman Mineral sepanjang semester I 2018 turun drastis dibandingkan periode sama tahun lalu. Produksi tembaga misalnya hanya 74 juta pound, turun 45,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 136,5 juta pound. Sedangkan emas tercatat 35,6 ribu ounce, turun drastis 77,5% dari 158,4 ribu ounce (year-on-year).

Hal yang sama terjadi pada penjualan. Pada semester I 2018, penjualan tembaga hanya 65,3 juta pound, turun drastis 59,5% dari 161,4 juta pound (year-on-year). Sementara penjualan emas juga berkurang signifikan, yaitu 82,3% menjadi 34,1 ribu ounce dari 192,3 ribu ounce (year-on-year).

Tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, NTB (Foto: dunia-energi/dudi rahman)

Di sisi lain, harga jual rata-rata dua komiditas tersebut justru naik. Pada semester I 2018, harga tembaga menajdi US$3,05 per pound, naik 23% dari sebelumnya US$2,48 per pound. Sedangkan harga emas naik 10,1% dari US$ 1.188 per ounce menjadi US$ 1.307 per ounce.
Dengan asumsi harga jual rata-rata sepanjang semester I 201 US$ 3,05 per pound, total pendapatan Amman Mineral pada periode tersebut sekitar US$199,2 juta atau setara Rp2,88 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS).

Sementara itu, pendapatan emas adalah sekitar US$ 44,57 juta atau sekitar Rp646,2 miliar dengan asumsi harga jual rata-rata US$ 1.307 per ounce. Dengan demikian, total pendapatan Medco Energi dari tambang emas dan tembaga di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang dikelola Amman Mineral sekitar Rp3,526 triliun.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen Medco Energi menyampaikan bahwa sepanjang 2018 produksi masih mengandalkan dari proses stockpile. Sementara itu, perusahaan juga memperoleh izin ekspor konsentrat tahun ini sebesar 450.826 wmt.

Sejak 2014 hingga saat ini, produksi tertinggi tembaga Amman mineral pada 2015, yaitu 512 juta pound, selepas itu produksi turun ke level 478 juta pound pada 2016 dan 288 juta pound pada 2017. Sementara produksi emas mencapai puncak tertinggi di zaman Jokowi pada 2016, yaitu 801 ribu ounce setelah sebelumnya menembus level 697 ounce. Namun, pada 2017, produksi emas turun drastis ke level 398 ribu ounce.

Manajemen proyeksikan cadangan dan stockpile tembaga di Batu Hijau per semester I sekitar 4,62 miliar pound. Sedangkan untuk emas di Batu Hijau sekitar 4,63 juta ounce. Adapun resources tambang tembaga memasukkkan tambang Batu Hijau dan Elang total 23,1 miliar pound. Sedangkan resources emas sekitar 34,4 juta ounce.

Sepanjang semester I 2018, laba bersih Medco Energi turun 48,6% menjadi US$ 41,4 juta dari US$ 80,6 juta (year-on-year). Hal itu disebabkan kenaikan beban, termasuk beban pajak penghasilan. Padahal, penjualan dan pendapatan usaha lainnnya perusahaan sebenarnya naik 42,35% dari US$ 406,4 juta menjadi US$ 578,58 juta.

Namun jumlah beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya naik dari US$ 207,9 juta menjadi US$ 258,77 juta. Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik dari US$ 198,45 juta menjadi US$ 319,8 juta. Sayangnya beban pendanaan MEDC naik dari US$ 59,9 juta menjadi US$ 90 juta. Beban pajak penghasilan juga naik dari US$ 60,6 juta menjadi US$ 96,17 juta. (DR)