JAKARTA – PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) memproyeksikan produksi batu bara hingga akhir 2016 dari dua juta ton. Meski harga komoditas batu bara mulai membaik, animo pasar masih tergolong sepi. Jeffrey Mulyono, Presiden Direktur PKN, mengatakan mayoritas produksi batu bara perusahaan ditujukan untuk penjualan ekspor.

“Baru kita review kemarin, kurang dari 1 juta ton. Hari ini saja 1,5 juta ton. Harga sekarang mulai membaik, tetapi pasarnya masih sedikit sepi. Quality kita yang low rank coal, 3.100-3.200 kcal, jadi pembelinya terbatas. Mayoritas kita ekspor ke India,” kata Jeffrey di Jakarta, Selasa (23/8).

Menurut Jeffrey, PKN masih terus mengembangkan bisnis briket batu bara untuk kalangan industri kecil dan menengah. PKN juga berencana memproduksi batu bara upgrading atau batu bara proses pengeringan sehingga kandungan kalorinya lebih tinggi.”Chemical upgrading dan thermal upgrading,” ujar Jeffrey.

PKN memang menjadi salah satu perusahaan tambang yang komitmen melakukan pengolahan batu bara di dalam negeri. Sejak didirikan pada Februari 2013, dalam sebulan PKN mampu memproduksi briket hingga 3.500 ton. Jumlah tersebut masih di bawah target karena sempat terkendala mesin dan teknolog iyang dipakai.

Briket buatan PKN dibuat dari campuran fiencoal (97%), dan tepung singkong (3%) sebagai perekatnya. Finecoal yang tidak memiliki nilai jual mampudiubah menjadi briket dengan kandungan kalori mencapai 3.700 kilo kalori/kilogram. Stock finecoal PKN untuk bahan baku briket mencapai 300 ribu ton.Selain diolah menjadi briket, finecoal itu juga menjadi campuran batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dioperasikan perseroan.(RA)