JAKARTA – PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), perusahaan tambang batu bara yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas, pada kuartal II 2017 mencatat produksi batu bara 3,02 juta ton pada kuartal II 2017, naik 31,9% dibanding periode yang sama 2016 sebesar 2,29 juta ton. Dengan raihan kuartal I yang mencapai 2,6 juta ton, volume produksi batu bara perseroan pada semester I tahun telah mencapai 5,62 juta ton.

PT Boneo Indobara, anak usaha perseroan memberi kontribusi 83,3% dari total produksi Golden Energy. Borneo Indobara telah memperoleh persetujuan Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) hingga 12 juta ton pada 2017.

Bonifasius, Presiden Direktur Golden Energy, mengatakan tahun ini merupakan kebangkitan bagi seluruh industri pertambangan, tidak terkecuali Golden Energy.

“Harga batu bara telah mencapai titik keseimbangan yang baru dan lebih stabil, sehingga mendorong pasar batu bara kembali meningkat,” kata Bonifasius.

Seiring kebangkitan pasar batu bara, perseroan melakukan investasi yang akan mampu mendukung peningkatan produksi dan penjualan perseroan di masa mendatang.

Menurut Bonifasius, saat ini perseroan melalui Borneo Indobara melakukan review untuk meningkatkan kapasitas jalan hauling, stockpile, serta barge loading conveyor yang dapat menampung kapasitas batu bara lebih dari 20 juta ton per tahun.

“Perseroan siap meningkatkan produksi batu bara sesuai dengan kenaikan harga batu bara,” kata dia dalam keterbukaan informasinya, Senin (24/7).

Borneo Indobara selama ini memiliki infrastruktur yang strategis, antara lain pelabuhan khusus yang terletak rata-rata 25 km dari pit pertambangan, yang dianggap dekat dibanding pit pertambangan perusahaan lain di Kalimantan Selatan. Jalan hauling dikendalikan sendiri oleh Borneo Indobara. Serta conveyor belts yang terbentang 800 meter di Laut Jawa, sehingga memungkinkan pemuatan langsung ke tongkang besar.(AT)