kantor pertamina

Pertamina bertekad meng-energize Asia pada 2025.

JAKARTA –Delapan proyek unggulan Pertamina dengan nilai total investasi US$15,8 miliar diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis, 6 Desember 2012.

Proyek-proyek yang diresmikan ini, diharapkan dapat memperkokoh fondasi perusahaan untuk mencapai visi World Class Energy Company dan Asia Energy Champion pada 2025.

Peresmian dilakukan Presiden didampingi Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Peresmian proyek-proyek dilakukan di atas KRI Makassar yang berlayar mendekati Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat, salah satu proyek yang diresmikan, di Teluk Jakarta.

Karen mengatakan, delapan proyek yang diresmikan ini, akan menambah keunggulan Pertamina di berbagai lini bisnis perusahaan dari hulu ke hilir, dari energi fosil hingga energi terbarukan, yang sangat mendukung visi perusahaan.

Proyek-proyek tersebut merupakan milestone perusahaan untuk menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional, agen utama pendorong perekonomian Indonesia kini dan di masa mendatang, sekaligus sebagai kado HUT Pertamina ke-55.

Delapan proyek unggulan Pertamina yang diresmikan meliputi Enhanced Oil Recovery (EOR) Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina EP Cepu senilai US$15 miliar. Tiga proyek EOR ini diharapkan dapat menambah produksi Pertamina 80.000 barel per hari pada 2025.

Proyek yang juga diresmikan Presiden hari ini ialah Gas Processing Plant Sungai Kenawang dan Pulau Gading senilai US$325 juta. Dari dua proyek itu, diproyeksikan tambahan produksi migas sebanyak 26.000 barel setara minyak per hari.

Selain itu, diresmikan pula proyek NGL Plant Perta Samtan Gas senilai US$193 juta, yang akan menambah pasokan LPG dan kondensat.

Presiden juga meresmikan pemanfaatan proyek infrastruktur, yaitu Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat senilai US$93,28 juta, yang dapat menghemat subsidi listrik dari pemakaian BBM oleh PLN sebesar Rp16 triliun per tahun.

Diresmikan pula oleh Presiden, proyek Terminal LPG Tanjung Sekong yang berkapasitas 10.000 Metrik Ton (MT) senilai US$35 juta, dan proyek pembangunan SPBG Coco untuk mengurangi subsidi BBM di sektor transportasi senilai US$3,7 juta.

Untuk memperkuat armada perkapalan Pertamina guna menjamin penguasaan rantai pasokan bisnis migas, juga diresmikan pengoperasian tiga unit kapal tanker (KAKAP, MEDITRAN, GAMKONORA) senilai US$78,8 juta.

Presiden juga meresmikan proyek energi terbarukan berupa pengoperasian PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 dengan investasi sebesar US$114 juta.

Karen Agustiawan mengatakan peresmian proyek ini tidak sekadar menunjukkan peran kepemimpinan Pertamina di sektor energi, melainkan juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, dan membuka lapangan kerja baru.

“Peresmian proyek-proyek ini merupakan bukti kepemimpinan Pertamina sebagai tulang punggung bagi ketahanan energi nasional. Pertamina bahkan telah bertekad untuk dapat meng-energize Asia pada 2025 dengan melakukan diversifikasi lini bisnis sehingga Pertamina menjadi integrated energy holding company,” tambahnya.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)