JAKARTA –  Presiden Joko Widodo memerintahkan  penataan ulang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN dinilai sudah terlalu gemuk dan justru tidak memberikan manfaat kepada negara.

“Saya sudah perintahkan kemarin, yang 800 dimerger, kalau perlu dijual. Ngapain BUMN ngurusin catering, nyuci baju. Saya tunjuk langsung,” kata Jokowi saat penutupan Rakornas Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia (3/10).

Menurut Presiden,  kondisi sekarang sudah tidak sehat.  BUMN yang jumlahnya 118 memiliki anak dan cucu usaha yang sangat banyak..

“Betul BUMN ada 118, tapi anak dan cucunya hampir 800. Tapi yang buat anak cucu cicit bukan saya, kan sudah ada dari dulu,” kata Jokowi.

Komaidi Notonegoro, Direktur Reforminer Institute, mengatakan tidak dipungiri salah satu BUMN yang disentil adalah PT Pertamina (Persero), sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia yang mengurusi minyak dan gas.

Perampingan dibutuhkan untuk memastikan kegiatan operasi perusahaan lebih efisien. “Hanya saja parameter penciutan atau perampingannya harus jelas,” kata Komaidi.

Saat ini Pertamina memiliki 20 anak usaha yang terbagi kedalam lima sektor,  yakni hulu terdiri dari delapan anak perusahaan, gas dua perusahaan, pemasaran atau hilir empat anak perusahaan, keuangan dua anak perusahaan serta sektor sumber daya manusia terdiri dari empat anak perusahaan.

Perseroan juga tengah menyusun penambahan tiga anak usaha baru yakni PT Pertamina Power yang akan fokus pada konversi gas menjadi energi listrik, kemudian PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang akan menjadi induk anak-anak usaha yang mengelola blok terminasi.  Serta PT Pertamina International Shipping.

Menurut Komaidi,  saat ini Pertamina terlihat sudah mulai melakukan restrukturisasi dibawah kepemimpinan Direktur Utama Elia Massa Manik. “Saya kira Dirut yang sekarang memiliki pengalaman yang cukup baik dalam hal ini,” ungkap Komaidi.

Harry Poernomo Anggota Komisi VII DPR RI menilai sindiran presiden cukup beralasan. Pasalnya sekarang anak cucu perusahaan dari BUMN terlalu luas cakupannya, termasuk di sektor energi seperti minyak dan gas. Bahkan dari anak usaha itu ada yang memiliki bisnis sejenis misalnya ada PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha dari Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN.

Menurut Harry, BUMN memilki tugas utama yakni cukup menjalankan proyek-proyek besar. “Harusnya BUMN hanya melaksanakan proyek besar yang tidak mampu dikerjakan swasta,” kata dia. (RI)