JAKARTA – Konsorsium PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation, siap mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 1.760 megawatt menyusul ditandatanganinya nota kesepahaman jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero), Selasa (31/1).

Nota kesepahaman jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) proyek pembangkit itu diteken oleh Direktur Utama PT Jawa Satu Power, selaku pengembang PLTGU Jawa 1, Ginanjar dan Direktur Utama PLN Sofyan Basyir serta disaksikan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta, Selasa (31/1).

Dwi mengatakan Pertamina memberikan apresiasi tertinggi kepada PLN atas pelaksanaan tender Independent Power Producer (IPP) PLTGU Jawa1 yang terbuka, transparan dan kompetitif. Serta kepercayaan kepada Konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz yang telah ditunjuk sebagai pemenang Proyek IPP PLTGU Jawa-1.

“Proyek ini menjadi bukti nyata sinergi dua BUMN besar Indonesia, Pertamina sebagai Energi Company dan PLN sebagai perusahaan listrik nasional,” kata Dwi.

PLTGU Jawa 1 merupakan pembangkit listrik berbasis gas pertama di Asia dan terbesar di Asia Tenggara yang mengintegrasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan PLTGU Combined Cycle Gas Turbine (CCGT). PLTGU Jawa 1 akan dibangun di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sekitar 60 km arah timur Jakarta.

Pertamina bersama dengan Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation telah berhasil memenangi dan menandatangani PPA proyek IPP PLTGU Jawa -1 dengan nilai sekitar US$ 1,8 miliar.

Konsorsium Pertamina menyisihkan tiga peserta tender lainnya, yakni konsorsium Mitsubishi Corp-JERA-PT Rukun Raharja Tbk-PT Pembangkitan Jawa Bali (anak usaha PLN); konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd dan konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia-PT Medco Power Indonesia (keduanya merupakan anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk)-Kepco-dan Nebras Power.

Proyek IPP ini merupakan kolaborasi internasional yang melibatkan 18 mitra Internasional maupun domestik (Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa).

Menurut Dwi, momentum PPA PLTGU Jawa 1 antara Pertamina dan PLN merupakan menjadi salah satu pijakan penting bagi Pertamina dalam memulai bisnis IPP sekaligus menegaskan posisi dan perannya untuk mencapai visi sebagai perusahaan energi kelas dunia (World Class Energy Company). Pertamina sangat mengapresiasi kerjasama yang erat dan sangat baik dari seluruh mitra konsorsium, termasuk konsorsium lenders, untuk mendapatkan kepercayaan hingga pada tahapan ini.

“Kerja sama yang tidak kalah erat diperlukan untuk dapat mewujudkan proyek ini dengan tepat waktu dan tepat biaya,” ungkap Dwi.

Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan sebagai bagian dari program 35 ribu megawatt, IPP PLTGU Jawa-1 sangat penting bagi upaya pemerintah dan PLN melakukan percepatan untuk melistriki lebih banyak keluarga dan konsumen listrik di Tanah Air. Pengembangan pembangkit listrik berbasis gas juga harus terus didorong ke depannya karena cadangan gas Indonesia masih banyak. Apalagi, Indonesia juga telah meratifikasi Perjanjian Paris soal emisi.

“Adanya PPA ini juga menjadi momentum untuk kerja sama Pertamina dan PLN ke depan dan umumnya sinergi antar-BUMN memang harus berjalan,” katanya.

Syamsir Abduh, Anggota Dewan Energi Nasional, menilai PLTGU Jawa 1 menjadi momentum untuk menata BUMN agar fokus pada bidang masing-masing, tidak tumpang tindih dan bersinergi sehngga BUMN menjadi lebih kompetitif. “Di sini Pertamina telah menunjukkan perannya sangat pas sebagai BUMN energi,” tandas Syamsir.(RA/RI)