WAMENA – Berdasarkan hasil Hydro Power Potentials Study (HPPS) yang dilakukan pada 1999, sepanjang sungai Baliem, Kabupaten Yahukimo, Papua, memiliki potensi untuk membangkitkan listrik hingga 880 Megawatt (MW). Atas dasar itu, sejak 2011 Direktur Utama PT PLN (Persero) yang saat itu dijabat Dahlan Iskan, memutuskan untuk segera membangun Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) di sana.

Cita-cita besar itu pun terwujud setahun kemudian, tatkala PLN dinahkodai Nur Pamudji. Peletakan batu pertama PLTA Baliem berkapasitas 50 MW, diresmikan tepat pada 1 Agustus 2012. Nur Pamudji mengungkapkan, PLTA Baliem sendiri memiliki potensi untuk dikembangkan hingga 170 MW. “Untuk tahap pertama ini dengan kapasitas terpasang 50 MW, PLTA yang dibangun terdiri atas 10 unit mesin berkapasitas masing-masing 5 MW,” ujarnya usai peresmian mulai dibangunnya PLTA Baliem.

Sebelum PLTA Baliem, di Papua PLN juga telah membangun pusat listrik bertenaga energi baru terbarukan. Yakni Pusat Listrik Tenaga Matahari (PLTM) Walesi, yang saat ini beroperasi untuk memasok listrik pada sistem kelistrikan Wamena. Ini menunjukkan upaya dan kerja keras PLN, dalam melistriki Papua, khususnya Wamena dan kota-kota sekitarnya dengan sepenuhnya memanfaatkan potensi sumber daya air yang sangat melimpah.

“Langkah ini juga merupakan wujud keseriusan PLN menghentikan ketergantungannya pada bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber utama penghasil listrik di Wamena. Selama ini BBM tersebut harus diangkut menggunakan angkutan pesawat udara dari Kota Jayapura. Listrik dari Baliem nantinya akan dapat dinikmati oleh masyarakat di seluruh wilayah Pegunungan Jayawijaya,” tandas Nur Pamudji.

Dengan hadirnya PLTA Baliem, lanjutnya, rasio elektrifikasi akan terus tumbuh, masyarakat dapat memanfaatkan listrik untuk kegiatan perekonomian, Pemerintah daerah dapat terbantu dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Meski PLTA Baliem baru beroperasi 2017, namun dalam waktu dekat jalan yang dibangun ke lokasi PLTA, akan memudahkan masyarakat
memasarkan produk-produk pertaniannya.

Dalam peresmian dimulainya pembangunan PLTA Baliem, Dahlan Iskan yang sekarang sudah menjadi Menteri BUMN menyatakan, telah menugaskan PT Semen Gresik untuk mengkaji kemungkinan dibangunnya pabrik semen, dengan memanfaatkan potensi gunung kapur di sekitar Lembah Baliem. Jika memungkinkan, maka pabrik tersebut akan memanfaatkan listrik dari PLTA Baliem, dan ke depan akan dapat memenuhi kebutuhan semen warga Pegunungan Tengah, Papua.

“Selain persoalan listrik, selama ini pembangunan wilayah Pegunungan Tengah juga kerap terkendala oleh bahan baku konstruksi, termasuk semen. Sehingga biaya pembangunan wilayah Pegunungan Tengah sangat mahal,” terang Dahlan. Semoga dengan adanya sinergi PLTA dan pabrik semen di Baliem, maka percepatan pembangunan dan kemajuan di daerah itu dapat terwujud.