JAKARTA – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) diproyeksikan menjadi kawasan industri berbasis aluminium dengan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kaltara memiliki potensi bauksit yang besar dan bisa diolah menjadi aluminium.

“Dengan mendekati sumber bahan baku tersebut, pemerintah dapat meningkatkan efisiensi industri sehingga perlu dibangun smelter di Tanah Kuning,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian di Jakarta.

Dia menjelaskan meski saat ini Indonesia telah memiliki PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum sebagai pemain utama, kapasitas produksinya hanya mencapai satu juta ton per tahun. Pemerintah berharap industri aluminium mampu meningkatkan kapasitas menjadi dua juta ton per tahun.

“Dibutuhkan titik baru di Indonesia untuk dijadikan kawasan industri yang berbasis aluminium dan hal tersebut tepat dibangun di Kaltara,” ungkap Airlangga.

Menurut Airlangga, Inalum bisa ikut berinvestasi di kawasan Tanah Kuning sehingga bisnis dapat diperluas dan kapasitas produksi dapat ditingkatkan lantaran dekat dengan sumber bahan baku. Pemerintah juga menyiapkan sejumlah insentif untuk industri dan investasi, baik domestik maupun asing yang berminat masuk dan bersama pemerintah mengembangkan kawasan Tanah Kuning.

Airlangga belum menyebutkan berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun Tanah Kuning sebagai pusat industri aluminium. Hanya saja, kendala yang masih membayangi pembangunan kawasan Tanah Kuning yakni ketersediaan pasokan energi listrik. Pasalnya, energi menjadi syarat utama agar investor dan pelaku industri mau masuk ke Tanah Kuning.

“Kuncinya adalah harga listrik yang murah. Kita dulu pernah membangun industri aluminium, modalnya adalah power plant Sigura-gura. Kalau kita bisa membangun 6.600 MW (di Kaltara), pasti bisa menciptakan industri apa saja,” tandas Airlangga.(RA)