JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan Poten & Partners sebagai konsultan independen yang akan melakukan kajian dan review terhadap opsi pengembangan Blok Masela. Selain itu, dibentuk pula Tim Counterpart dipimpin Nanang Untung dan Faisal Basri sebagai wakil ketua, yang bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan konsultan.

“Kalau konsultan,harus ada counterpart-nya,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Jumat (13/11).

Konsultan yang telah ditunjuk ini, kata Wiratmaja, diharapkan dapat menandatangani kontrak kerja pada awal pekan depan, agar dapat segera bekerja. Diharapkan pada akhir tahun, dapat diperoleh opsi yang paling tepat untuk pengembangan Blok Masela, apakah onshore atau offshore.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Djoko Siswanto menambahkan, Poten & Partners terpilih dari 12 konsultan yang mengikuti pemilihan terbatas. Konsultan asal Amerika ini memenuhi persyaratan yang diajukan pemerintah, antara lain pengalaman, manajemen teknis serta harga yang sesuai dengan anggaran. Dana konsultasi ini sekitar Rp3,8 miliar. “Harganya lebih rendah, lawannya dua kali lebih tinggi,” tambahnya.

Sementara mengenai tim counterpart, papar Djoko, bertugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan konsultan. “Kita pengawasan, juga menyediakan apa kebutuhan mereka. Misalnya mau interview menteri, dirjen atau siapa yang dibutuhkan. Itu ke tim counterpart,” jelas Djoko.

Penunjukan konsultan independen ini merupakan tindak lanjut rekomendasi revisi PoD I Lapangan Abadi, Blok Masela, yang diajukan SKK Migas kepada Menteri ESDM tanggal 10 September 2015. Sebelumnya, Inpex Masela Limited pada tanggal 12 September 2014 mengusulkan perubahan skenario fasilitas produksi Floating LNG (FLNG) dari 2,5 MTPA menjadi 7,5 MTPA. Usulan ini diajukan Inpex karena setelah dilakukan pengeboran pada tahun 2013-2014, cadangannya diidentifikasi jauh lebih besar yaitu 10,37 TCF.

“Kalau (FLNG) dipakai untuk 2,5 MTPA kurang ekonomis. Setelah dikaji lagi, Inpex mengusulkan FLNG ukuran 7,5 MTPA,” jelas Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

Berdasarkan kajian SKK Migas, secara teknis, waktu yang diperlukan untuk pengembangan Blok Masela di darat maupun laut relatif sama yaitu 45-50 bulan. Selain itu, dari aspek ekonomi, berdasarkan perhitungan tahun 2013, untuk pengembangan di darat dibutuhkan biaya US$19.3 miliar. Sedangkan di laut investasinya sebesar US$ 14,8 miliar.

Blok Masela dengan operator PT Inpex Inpex Masela Limited dengan luas area saat ini lebih kurang 4.291,35 km², terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1000 meter. (LH)