JAKARTA – Pemerintah memberikan berbagai insentif dalam lelang wilayah kerja minyak dan gas pada tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk lebih mengundang daya tarik investor ditengah anjloknya harga minyak. Jika biasanya pemerintah mendapat bagian hingga 85% dan 15% untuk investor, kini dengan insentif yang diberikan bagian investor bertambah besar.

“Sistem sekarang memungkinkan share bagi hasil negara menurun dibanding sistem sebelumnya. Tapi porsi negara tetap lebih besar dari investor,” ujar Djoko Siswanto, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Jumat (27/5).

Menurut Djoko, pemerintah juga mempertimbangkan strategi investor yang membandingkan Indonesia dengan negara tetangga. “Misalnya contoh di Vietnam itu signature bonus hanya US$58 ribu,” tukasnya.

Lebih lanjut Djoko menyatakan bahwa pemilihan pemenang tender akan lebih selektif tidak hanya tergantung pada penawaran splitnya. ” Sekarang memang bebas menawarkan split, Tapi kita tetap melihat dulu komitmen eksplorasi dan pengeborannya,” tandasnya.

Ada tujuh blok yang dilelang pemerintah secara reguler dan tujuh blok yang dilelang dengan penawaran langsung. Untuk tujuh blok yang masuk lelang reguler, antara lain: South CPP (Riau), Oti (Selat Makasar), Suremania I (Selat Makasar), Manakarra Mamuju (Selat Makasar), South East Mandar (Selat Makasar), North Arguni (Bintuni), Kasuri II (Papua Barat).Sementara untuk tujuh blok yang dilelang melalui penawaran langsung, yaitu Bukit Barat (Laut Natuna Barat), Batu Gajah Dua (Jambi), Kasongan Sampit (Kalimantan Selatan), Ampuh (Jawa Timur), Ebuny (Sulawesi Selatan), Onin (Bintuni), West Kaimana (Papua Barat).(RI)