Pernah mendengar atau melihat pohon listrik? Kalau belum, datanglah ke Negeri Serambi Mekkah. Di sana, Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP)  Field Rantau, Nanggroe  Aceh Darussalam mengembangkan sekitar 100 pohon penghasil  listrik. Pohon yang oleh Masyarakat  Aceh dikenal sebagai pohon Kuda-kuda atau disebut  juga Kedongdong  Hutan ini terbukti bisa menghantarkan daya listrik

Agus Amperianto, Field Manager PT Pertamina EP Rantau, mengatakan dari hasil riset awal, dari  satu batang pohon diperoleh  tegangan listrik sebesar 0,7 volt. Dengan menghubungkan beberapa pohon , baik seri maupun paralel, diperoleh voltase dan arus yang memadai untuk dikonversikan dalam bentuk daya listrik sedikitnya 12 watt sehingga dapat menghidupkan 4 buah bohlam LED masing-masing 3 watt untuk satu buah rumah.  “Tentunya makin besar daya yang diperoleh,  makin banyak daya listrik yang  bisa dimanfaatkan,” ujar Agus, Kamis.

Untuk menghasilkan energi listrik,  minimal pohon Kedondong Hutan sudah berakar kokoh  dengan diameter batang minimal 15 -20 sentimeter.  “Lebih besar batang pohon yang dimanfaatkan lebih baik untuk menghasilkan voltase listrik yang lebih banyak lagi,” tuturnya.

Agus mengatakan pengembangan  pohon penghasil listrik ini sejalan dengan bisnis Pertamina yang memberikan perhatian penuh pada pengembangan energi baru dan terbarukan. “Kami berperan aktif mendukung program pemerintah dalam hal efisiensi sumber daya energi dan energi baru terbarukan,” ujarnya.

IMG-20151104-WA005

Energi  listrik dari pohon Kedongdong Hutan ini berawal dari riset Naufal Rizki, salah satu Siswa kelas II Madrasan Tsanawiyah (setingkat SMP) Kecamatan Langsa Lama. Field Rantau kemudian mengajak Naufal untuk mengembangan risetnya dalam skala lebih  besar di PPMP yang didesain sebagai pusat belajar masyarakat. Dari sana diharapkan lahir  Socioecopreneur, sebagai bekal menuju kemandirian. Penemuan ini diharapkan dapat diaplikasikan bagi masyarakat miskin yang tidak mampu memasang listrik, dan tempat-tempat terpencil yang belum terjamah listrik.

Agus menjelaskan pengembangan  pohon kayu listrik akan diintegrasikan dengan penghijauan dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Pohon ini bernilai ekonomis  karena daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan dahannya dapat digunakan sebagai pagar kebun masyarakat. Selain untuk pakan ternak, daunnya  juga bermanfaat untuk ramuan herbal bagi kesehatan. Sebelumnya, pohon Kedondong Hutan merupakan pohon favorit masyarakat Aceh untuk memagari kebun dan pekarangannya karena pohonnya lurus dan gampang tumbuh dengan hanya ditancapkan ke dalam tanah.

IMG-20151104-WA004

Manager Media PT Pertamina (Persero) Ifki Sukarya menilai program CSR yang dikembangkan ini sejalan dengan payung Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina berupa “Pertamina Sobat Bumi” yang  bermakna bisnis Pertamina dimanapun baik dalam upaya memproduksi, memberikan jasa dan produk-produk yang dihasilkan harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Salah satu isu program TJSL adalah pembentukan “Green Village” yang antara berupa perilaku hemat energi dan pemanfaatan energi ramah lingkungan untuk kegiatan produktif.

Karena bisa memperoleh listrik dengan biaya murah dan ramah lingkungan, masyarakat dengan sendirinya akan tertarik  ikut menanam di ingkungan tempat tinggalnya serta merawatnya. Akhirnya, lingkungan hijau, asri , dan terang karena nyala lisrik dari Kedondong Hutan.(Lili Hermawan)