JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberi persetujuan pengembangan (plan of development/PoD) lapangan Merakes. Proyek yang sebelumnya dikerjakan, ENI tersebut sempat mengalami maju mundur lantaran biaya pengembangan dianggap masih terlalu mahal.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengungkapkan alasan utama pemerintah memberikan persetujuan PoD Merakes karena ENI bersedia menurunkan biaya pengembangan seperti yang telah dianjurkan pemerintah. Penurunan biayanya lebih dari US$ 1 miliar.

“Saya cut (pangkas) US$ 1,08 miliar. Itu sekitar hampir Rp 16 triliun untuk Opex dan Capex,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.

Lapangan Merakes adalah bagian dari Blok East Sepinggan, Kalimantan  Timur. ENI menjadi operator di sana dengan hak partisipasi sebesar 85%. Sisanya dengan hak partisipasi 15%  Pertamina Hulu Energi (PHE) anak usaha Pertamina.

Arcandra mengatakan berbagai upaya dilakukan sehingga biaya yang dipangkas cukup besar, mulai dari sisi penggunaan teknologi hingga strategi kontrak para kontraktor yang menjadi mitra ENI dalam pengembangan lapangan Merakes.

“Macam-macam di cut, penerapan teknologi, procurement system, contracting strateginya,” tukas dia.

Dalam skenario pengembangan lapangan Merakes rencananya akan diintegrasikan pengelolaannya dengan lapangan yang dioperatori oleh ENI juga, yaitu lapangan Jangkrik. Integrasi tersebut dilakukan dalam hal penggunaan fasilitas Floating Processing Unit (FPU) Jangkrik, dengan tujuan untuk menekan biaya sehingga tidak perlu lagi dibangun fasilitas pemrosesan gas Merakes sebelum dialirkan ke Kilang Bontang.

Berdasarkan kajian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), skenario tersebut bisa diterapkan, dengan terlebih dulu melakukan pengadaan beberapa fasilitas yang harus ditambahkan sehingga gas dari lapangan Merakes bisa mengalir dan diolah oleh FPU Jangkrik. Beberapa fasilitas tersebut adalah penambahan satu platform serta pembangunan pipa untuk alirkan gas ke FPU dengan panjang sekitar 60 km.

Arcandra menjamin pemangkasan biaya pengembangan tidak akan berpengaruh terhadap performa produksi lapangan. “Kalau cut cost tidak boleh produsi turun,” tegasnya.

Lapangan Merakes ditargetkan mampu memproduksikan gas sebesar 150 juta  kaki kubik per hari (MMSCFD) dan rampung pada tahun 2019. Dengan adanya tambahan produksi lapangan Merakes maka diharapkan bisa membantu menekan penurunan gas yang diperkirakan akan terjadi di lapangan Jangkrik yang saat ini produksinya bisa mencapai 700 MMSCFD.(RI)