JAKARTA – Inpex Corporation melalui anak usahanya, Inpex Geothermal Sarulla Ltd melaporkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla Unit 2  berkapasitas 110 megawatt (MW) di Tapanuli Utara, Sumatera Utara mulai beroperasi komersial, Senin (10/10).
Inpex merupakan perusahaan konsorsium yang tergabung dalam Sarulla Operation Ltd, pengelola PLTP Sarulla. Selain Inpex, perusahaan yang tergabung dalam Sarulla Operation adalah Kyushu Electric Power Co Ltd, Itochu Corporation, PT Medco Power Indonesia dan Omat Technologies, Inc.
Seiring dengan beroperasinya Unit 2, kapasitas PLTP Sarulla yang dioperasikan Sarulla Operation Ltd menjadi 220 MW setelah pada Maret 2017 Unit 1 beroperasi komersial.
“Pasokan listrik yang baru dihasilkan dari PLTP Sarulla Unit 2 diharapkan bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang kebutuhan akan listriknya terus tumbuh,” ungkap Inpex dalam laporannya, Senin.
PLTP Sarulla yang mulai dibangun pada 2014 akan memiliki total kapasitas 330 MW. Unit 3 dengan kapasitas 110 MW ditargetkan bisa beroperasi komersial pada Mei 2018.
PLTP Sarulla pembangkit listrik energi panas bumi pertama di Indonesia yang menggunakan tiga metode dalam pembangkitannya, yaitu condensing, bottomic, dan binary sehingga sangat efisien dalam memanfaatkan uap dan produk uap (brine). Tingkat efisiensi PLTP Sarulla mengalahkan tiga PLTP lain di Tanah Air, yaitu PLTP Darajat, PLTP Kamojang, dan PLTP Wayang Windu.
Proyek PLTP Sarulla dikembangkan melalui skema Kontrak Operasi Bersama (KOB) /Joint Operation Contract (JOC) antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Sarulla Operations Ltd. Berdasarkan Amendemen KOB antara PT PGE dan SOL serta Amandemen Energy Sales Contract (ESC) antara PT PLN (Persero) dan SOL pada 14 April 2013, harga listrik dalam Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) PLTP Sarulla sebesar US$6.79 sen  per kilowatt hour (kwh).(AT)