JAKARTA – Potensi listrik dari tenaga air di Indonesia diperkirakan mencapai 75 gigawatt (GW) yang berasal dari aliran sungai yang tersedia di alam. Rasio elektrifikasi saat ini sebesar 93%. Artinya, sekitar 7% rumah tangga di Indonesia belum memiliki akses terhadap listrik.
 
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pembangunan pmbangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan.
“Saat ini terdapat lebih dari 2.519 desa belum teraliri listrik. Untuk itu, pemerintah terus melakukan upaya menerangi desa-desa tersebut dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT),” kata Rida, Selasa (5/12).
Kementerian ESDM baru saja meresmikan PLTMH di Desa Sipagabu dan Desa Liattondung, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara, Senin (4/12).
PLTMH berkapasitas 130 kilowatt (KW) ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Anak-anak bisa belajar di malam hari sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, listrik bisa digunakan untuk kegiatan produktif seperti mengoperasikan mesin jahit untuk membuat kerajinan daerah,” ungkap Rida.
Nantinya, perawatan PLTMH akan dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Mitra Keluarga selama dua tahun ke depan. Iuran yang dikenakan sebesar Rp75.000 per KK per bulan. Perawatan PLTMH akan dikembalikan kepada masyarakat dimana pengelolaan dilakukan oleh BUMDes.
Sejak 2011, Kementerian ESDM memiliki program melistriki desa, daerah tertinggal, pulau terluar serta kawasan perbatasan yang belum memiliki akses terhadap jaringan listrik PLN dengan memanfaatkan potensi EBT skala kecil dengan pendanaan APBN dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Maritje Hutapea, Direktur Aneka Energi Kementerian ESDM, menambahkan PLTMH sudah tersambung ke 293 rumah. Total dana pembangunan yang digunakan sebesar Rp6,91 miliar yang berasal dari APBN. “Komponen PLTMH ini kandungan lokalnya mencapai 100%,” kata Maritje.(RA)