JAKARTA – Penggunaan gas turbin General Electric (GE) 9HA.02 di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang, diklaim dapat menciptakan efisiensi mencapai US$ 400 juta selama 25 tahun pengoperasian.

GE 9HA.02 adalah gas turbin terbesar dan paling efisien di dunia saat ini. Gas turbin tersebut berhasil meningkatkan output lebih dari 510 megawatt (MW) per unit dengan konsumsi gas per MW jauh lebih sedikit dibanding turbin lainnya.

“Dengan asumsi output lebih dari 500 MW, harga gas US$ 7/MMBTU, kalau gunakan teknologi HA maka fuel cost efficientnya US$ 400 juta selama 25 tahun operasi,” kata George Djohan, Country Leader GE Power Gas Systems Indonesia, di Jakarta, Kamis(18/1).

Menurut George, fasilitas tersebut akan mengurangi biaya listrik di pembangkit Tambak Lorok ketika mulai beroperasi pada 2020. PLTGU Tambak Lorok yang dioperasikan PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero), direncanakan  akan menambah sekitar 780 MW listrik ke total jaringan di Indonesia, sama dengan jumlah energi yang dibutuhkan untuk memasok listrik bagi sekitar lima juta rumah di Indonesia.

George menambahkan, pada dasarnya penggunaan aset pembangkit listrik yang sudah ada dapat lebih dimaksimalkan. Dengan demikian, Indonesia dapat melakukan penghematan miliaran dolar sekaligus pengurangan emisi karbon yang signifikan.

“Menurut penelitian, strategi yang tepat dapat membantu penghematan sebesar US$ 50 miliar dengan pengurangan CO2 lebih dari 80 juta ton per tahun,” ungkap dia.

Lebih lanjut George mengatakan, efisiensi perlu menjadi sebuah strategi dalam menyediakan energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Proses retrofit pembangkit tenaga listrik yang ada dengan tujuan revitalisasi efisiensi dan keandalan, akan mengurangi biaya pembangkit lisrik. Selain meningkatkan efisiensi dan tingkat keandalan, proses retrofit juga memberikan sejumlah keunggulan, termasuk di antara keunggulan tersebut adalah perlindungan terhadap investasi besar yang telah dilakukan oleh pemerintah dan produsen listrik independen terhadap infrastruktur sebelumnya. Serta tidak diperlukannya investasi tambahan untuk jaringan transmisi dan cabang gardu yang baru karena memang sudah ada; tidak ada penundaan terkait peraturan karena semua izin operasi yang diperlukan sudah ada.

“Pemanfaatan gas turbin yang paling efisien, teknologi batubara ultra-super critical, teknologi terbaru turbin angin dan solar PV, serta upgrade pembangkit listrik, transmisi dan jaringan distribusi yang sudah ada, dapat membawa Indonesia semakin dekat dengan cita-citanya,” kata George.(RA)