JAKARTA – PT PLN (Persero) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon tetap beroperasi, meski pasokan gas menurun drastis akibat kebocoran pipa CNOOC.

Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PLN, mengatakan operasional PLTGU turun drastis akibat kejadian bocornya pipa. Akibatnya, pasokan 50 juta kaki kubik (MMSCFD) dihentikan untuk sementara.

Selain dari CNOOC, PLTGU Cilegon juga mendapat pasokan gas PT Perusahaam Gas Negara (PGN) yang sejauh ini masih normal.

“PLTGU Cilegon kan dari CNOOC sama dari PGN,  bebannya tinggal separo sekarang,” kata Supangkat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin sore (9/7).

Selanjutnya kebutuhan listrik akan dipasok dari PLTGU lain yang sudah siap, sehingga tidak ada aliran listrik yang ikut berhenti dengan penurunan kapasitas listrik PLTGU Cilegon. Kemampuan PLTGU sendiri turun hampir 50% yakni dalam kondisi normal berkapasitas 600 Megawatt (MW) – 650 MW kini tinggal 300 MW.

“CNOOC kan bocor ditutup sehingga pembangkit turun beban suplai, tapi enggak padam (listrik) karena ada suplai PLTGU lain.  Ada Labuan, Lontar dan yang lainnya back up,” ungkap Supangkat.

Kebocoran pipa terjadi di perairan Bojonegara yang saat ini masih dalam investigasi.

Dalam laporannya, Soerjaningsih Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan kebocoran pipa diketahui akibat penurunan tekanan gas di GMS Cilegon dari 765 psig ke 19 psig.

Tim CNOOC telah mengirimkan tim diver dan DSV untuk melakukan investigasi.

Soerjaningsih menjamin dari pemeriksaan kebocoran gas tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar karena kandungan gas memilili kemurnian 95% gas dan 5% CO2.

“Kecil kemungkinan terdapat kondensat, sehingga potensi bahaya terhadap lingkungan sangat rendah,” ungkap Soerjaningsih.

Selanjutnya, pemerintah juga telah dikonfirmasi kebutuhan PLTGU Cilegon yang biasanya dipasok dari CNOOC sebedar 56 BBTUD masih dihentikam dan hanya mendapat pasokan gas dari PGN.

“Dimungkinkan dapat suplai dari PGN dari pipa SSWJ I maksimal 40 BBTUD,” tandas Soerjaningsih.(RI)