JAKARTA – PT PLN (Persero) membidik kerja sama untuk mengembangkan industri manufaktur di sektor ketenagalistrikan dengan pelaku usaha Korea Selatan. Kualitas sektor manufaktur negeri gingseng itu dinilai cukup bagus dan akan berdampak positif jika bisa diaplikasikan di Indonesia.

“Kita berharap mereka membangun atau membuka manufacturing di Indonesia dengan tingginya pasar kita,” kata Nicke Widyawati, Direktur Perencanaan PLN  seusai diskusi energi Indonesia – Korea Business Summit di Jakarta, Selasa (14/3).

Menurut Nicke, jika memang para pengusaha Korea benar-benar merealisasikan undangan dari PLN untuk membangun industri manufaktur, maka dengan sendirinya peningkatan terhadap konten lokal akan terwujud.

“Kita ingin mereka membangun sehingga meningkatkan TKDN dan local content,” katanya.

Korea Selatan menjadi salah satu investor terbesar Indonesia yang selama ini banyak berinvestasi di sektor baja, petrokimia dan garmen. Untuk tahun ini, pemerintah juga mengajak para pelaku usaha Korea Selatan untuk meningkatkan investasinya di sektor energi.

“Minggu ini yang ekspektasi di sektor infrastruktur, pembangkit listrik, kayaknya ada beberapa memorandum of understanding (MoU) proyek yang akan diteken, kira-kira US$ 200 juta,” kata Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Menurut Nicke, Korea Selatan sebenarnya bukan pemain baru dalam investasi ketenagalistrikan di Indonesia. Sekitar 9% dari total perusahaan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang beroperasi berasal dari Korea Selatan dengan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara serta beberapa perusahaan juga masuk sebaga

Listrik kaltim

Jaringan distribusi listrik PLN.

i perusahaan EPC.

Selain itu, kata Nicke, Korea Selatan juga sudah mulai mensuplai beberapa alat berat, transporter gas, dan storage. Spesialisasi yang dimiliki pelaku usaha Korea Selatan dinilai sesuai dengan apa yang dibutuhkan di Tanah Air.

“Dengan kita bangun power plant kecil-kecil di Indonesia Timur, yang besar di Indonesia tengah dan barat kita perlu midstream untuk gas. Itu mereka sudah punya dan bisa bangun disini, selain juga mereka bisa bangun yang lain yang terkait dengan power sector,” ungkap Nicke.(RI)