JAKARTA – Sebanyak tiga mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berkapasitas 200 kilo Watt (kW) telah tiba di Desa Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Sabtu lalu (18/2) yang dikirimkan dari Sei Menggaris. Ini merupakan langkah PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) untuk melakukan usaha penguatan sistem kelistrikan di salah satu kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.

Djoko R. Abumanan, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, mengatakan saat ini mesin tersebut belum beroperasi karena sedang dalam persiapan pemasangan instalasi panel dan kabel serta instalasi pipa Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Pengiriman mesin pembangkit ini merupakan salah satu upaya percepatan program listrik perbatasan untuk wilayah Kalimantan Utara,” kata Djoko, Rabu (22/2).

Dia menjelaskan, sebelum dilakukan pengiriman material tersebut, PLN juga sudah berkoordinasi dengan Pemda Nunukan untuk membantu komunikasi dengan Konsulat Jenderal Malaysia terkait izin pengiriman material menuju Krayan.

PLN Rayon Nunukan juga masih menunggu beberapa spare part yang dipesan datang. Jika semua sudah siap, maka mesin akan segera dirakit dimana prosesnya perakitannya kurang lebih seminggu jika tidak ada hambatan.

Djoko mengakui penyelesaian proyek listrik perbatasan ini menemui tantangan berupa medan yang sangat berat. Tidak tersedianya akses dan infrastruktur yang memadai, membuat pekerjaan mobilisasi orang, mesin dan peralatan membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Adapun rute pengiriman material kelistrikan (genset, trafo, kWh meter, MCB, kabel dan sarana pendukung kelistrikan lainnya) dikirim melalui Sabah dan Serawak, Malaysia. Pengiriman dilakukan secara bertahap dengan rute Sei Menggaris-Nunukan-Tawau (Sabah, Malaysia) dengan jalur transportasi laut dimana selanjutnya material dari Tawau menuju Serawak hingga Krayan diangkut melalui jalur darat dengan menggunakan truk. Dari Tawau, tiga mesin yang memiliki berat masing-masing 4,5 ton ini tiba di Krayan dalam waktu yang cukup lama, yakni empat hari.

Pada 10 Oktober 2016 lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno  sempat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Utara untuk meninjau potensi alam yang salah satunya berada di Krayan. Saat itu Rini mengingatkan bahwa BUMN hadir untuk membangun daerah-daerah yang tertinggal, yang salah satunya dengan penyediaan pasokan listrik untuk masyarakat yang belum menikmati listrik.

Menurut Djoko, penambahan mesin pembangkit ini sudah pasti akan meningkatkan pelayanan PLN terhadap pelanggan di Krayan. Sekitar 250 rumah tangga dapat menikmati listrik dengan adanya tambahan daya dari PLTD tersebut.

Saat ini, daya yang tersedia di Krayan hanya sebesar 200 kW, dengan ditambahnya mesin PLTD berarti menambah kapasitas menjadi 800 kW. Mesin tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Krayan untuk sementara waktu dan masyarakat sudah dapat menikmati listrik selama 24 jam.

Sebelumnya, penambahan jam operasi hingga 24 jam telah dilakukan dibeberapa titik perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara antara lain Long Bagun, Ujoh Bilang, dan sistem kelistrikan Atap-Sebuku-Tulin Onsoi.

“Dengan menambah jam operasi dari 12 jam menjadi 24 jam mengharuskan kami untuk memastikan segala aspek harus siap. Mulai dari kesiapan pembangkit, jaringan dan sumber daya manusia untuk mendukung pengoperasian listrik selama seharian penuh,” tandas Djoko.(RA)