JAKARTA – PT PLN (Persero) akan mengoptimalkan potensi sumber daya batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang. Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026 PLTU mulut tambang akan dibangun di 15 lokasi.

“Di Sumatera ada sembilan dan Kalimantan ada enam. Total 7.300 megawatt (MW),” kata Nicke Widyawati, Direktur Perencanaan Korporat PLN dalam coffee morning Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Senin (10/4).

Menurut Nicke, RUPTL juga mengatur soal pengembangan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang sebagian besar akan menggunakan energi dari gas alam cair (liquified natural gas/LNG).

Pengembangan proyek pembangkit PLN bertujuan untuk merealisasi pertumbuhan konsumsi listrik sebesar 8,3 persen dalam sepuluh tahun ke depan.

“Kita akan dorong demand listrik dari sektor industri dan bisnis, diharapkan 10 tahun ke depan sektor pertumbuhannya bisa 17 persen,” kata Nicke.

Sepanjang periode 2017-2019 PLN akan fokus untuk mengeksekusi penyelesaian proyek-proyek listrik. Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan RUPTL, target rasio elektrifikasi 100 persen bisa dicapai pada 2024.

Nicke mengungkapkan total pembangkit yang harus dibangun PLN sebesar 78 ribu MW, termasuk program 35 ribu MW. Sistem transmisi PLN saat ini ada 67.600 kilometer sirkuit (Kms).
“Tahun 2019 diharapkan semua sistem dalam kondisi normal. Kalau berhasil, pada 2019 sebanyak 11.300 desa akan terang benderang,” kata Nicke.(RA)