JAKARTA- PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN Bright) Batam diproyeksikan mendapatkan pasokan gas tahap awal sebanyak 50 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) memalui jaringan pipa gas dari ruas West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Pemping di Kota Batam, Kepulauan Riau. Jaringan pipa gas tersebut ditargetkan tuntas pembangunannya akhir 2017 agar bisa segera memasok kebutuhan bahan bakar ke kota industri.

“Rencananya akhir 2017 pembangunan pipa gas selesai. Saat ini dalam desain,” kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmadja di Batam, Kepulauan Riau, Kamis, seperti dikutip Antara.

WNTS merupakan pipa panjang yang mengalirkan gas dari sumur di Natuna ke Singapura. Pemerintah bersama pihak terkait membuat pipa T di antara WNTS dan menyambungnya, untuk membawa gas Natuna ke Indonesia melalui Pulau Pemping di Batam.

Menurut rencana, gas dari pipa WNTS juga akan dipasok sebagai bahan bakar gas untuk penerangan di pulau-pulau sekitar, demi pemerataan pembangunan.
Namun, menurut Wirat, pemerintah masih memikirkan pola yang cocok untuk mengantarkan gas ke pulau-pulau penyangga dan terdepan Indonesia.

“Untuk pulau-pulau sekitar sedang didiskusikan, master plan-nya seperti apa. Apa pakai pipa, LNG atau CNG. Dilihat pembangunan infratrukturnya untuk apa, karena masing-masing ada kelebihan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Wirat juga menegaskan pengaliran gas dari WNTS ke Batam tidak akan mengganggu pasokan gas dari Natuna ke Singapura.
Gas yang akan dialirkan ke Batam sudah dipersiapkan khusus, dan tidak termasuk dalam alokasi untuk negeri jiran itu. “Yang ini tidak akan ganggu kontrak dengan Singapura. Pemerintah tetap menghormati kontrak yang ada,” kata dia. (DR)