JAKARTA – PT PLN (Persero) akan terus mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur seiring penemuan cadangan terduga sebesar 60 megawatt (MW) di sekitar sumur eksisting.

“Menurut studi geo saint yang telah dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di sekitar sumur existing PLTP Mataloko terdapat 60 MW cadangan terduga. Inilah yang nantinya akan direview oleh PLN terkait cadangan terduga tersebut,” ungkap Richard Safkaur, General Manager PLN Wilayah NTT dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

PLTP Mataloko saat ini telah berhasil masuk ke sistem Bajawa sejak 2010 lalu, dan telah memberikan pasokan listrik sebesar 1×2,5 MW dengan pemakaian sendiri untuk pengoperasian internal PLTP sebesar 300 Kilo Watt (KW).

Menurut Richard, melalui program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW, PLN berencana akan mengembangkan PLTP Mataloko dengan penambahan kapasitas 2×10 MW yang dijadwalkan akan selesai pada 2019 mendatang.

“PLN akan bergerak cepat untuk proses pengembangan PLTP Mataloko. Hal ini untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Bajawa dan sekitarnya, dengan tetap memperhatikan setiap detail pengerjaannya,” ungkap dia.

Beban puncak di wilayah Ngada sebesar 5,5 MW pada malam hari, yang disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Faobata dan PLTP Mataloko

Selain itu PLN juga tengah membangun Gardu Induk transmisi 70 kV dari Labuan Bajo sampai Maumere, khusus untuk di daerah Ngada sendiri terdapat 50 tower yang sedang dikerjakan.  Jika seluruh pengerjaan transmisi dan gardu induk ini selesai maka pulau Flores akan memiliki sistem interkoneksi 70 kV.(RA)