JAKARTA – PT PLN (Persero) berupaya mengamankan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di wilayah Kalimantan. Rencana tersebut merupakan rangkaian upaya mencapai rasio elektrifikasi 92% di Kalimantan pada 2019.

“Kami ingin jaga security supply batu bara, tidak banyak, 20%. Kelihatannya pemerintah setuju kalau PLN sebagai pelaksana tambang,” ujar Djoko Rahardjo Abumanan, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN di Jakarta, belum lama ini.

Hampir 60% listrik yang diproduksi PLN berasal dari pembangkit batu bara. Dengan kebutuhan sebanyak 80 juta ton batu bara per tahun PLN perlu menguasai sejumlah tambang hingga total produksinya 16 juta ton per tahun.

PLN juga diketahui berencana membangun PLTU mulut tambang baru, dimana berdasarkan peraturan dari pemerintah, pemilik PLTU mulut tambang harus memiliki saham sekurang-kurangnya 10% di perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) setempat.

Hingga saat ini sebagian besar produksi batu bara Indonesia diekspor. Padahal kebutuhan untuk kelistrikan di dalam negeri makin meningkat.Penguasaan sumber-sumber batu bara juga membuat PLN bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga lebih efisien.

“Kalau biaya bahan bakar turun, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik pun lebih rendah, tarif listrik PLN ke masyarakat jadi lebih murah,” kata Djoko.(RA)