JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Siak-Kampar menargetkan bisa menambah produksi di Blok Siak pada tahun ini melalui persiapan pengeboran sumur Kumis.

Nana Heriana, General Manager PHE Siak-Kampar,  mengungkapkan tahap persiapan pengeboran sumur baru sudah mencapai tahap akhir.

“Sumur Kumis itu cadangannya dua juta barel (MMBO), target kita kuartal IV bisa kita bor. Target November ini sudah dimulai,” kata Nana kepada Dunia Energi di Jakarta, Jumat (22/9).

Nana optimistis dengan keberadaan sumur Kumis maka perusahaan akan semakin melampaui target Work Program & Budget (WP&B) yang ditetapkan bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) maupun RKAP perusahaan untuk Blok Siak.

Blok Siak merupakan blok baru yang dikelola Pertamina pada 2014 yang diambil alih dari PT Chevron Pacific Indonesia sampai saat ini performa dan kinerjanya masih memenuhi harapan karena decline atau penurunan produksi yang diperkirakan mampu ditahan oleh PHE.

Menurut Nana, pada 2014 produksi di Blok Siak rata-rata mencapai 1.986 Barel Oil Per Day (BOPD). Jika berdasarkan perhitungan decline yang cukup tinggi karena  produksi bisa turun mencapai  sekitar 1.780 BOPD, namun hal itu tidak terjadi karena sejak dioperasikan PHE produksi di Blok Siak pada 2016 mencapai 1.880 BOPD.

“Tahun ini sampai per Agustus itu rata-rata diatas 2.030 BOPD itu dengan well service dengan memperhatikan teknologi, efisiensi pompa, lalu masalah pasiran kita atasi dengan teknologi dll padahal RKAP Blok Siak 1.850-an, jadi diatas target untuk WPNB ataupun RKAP,” ungkap dia.

Dengan keberadaan sumur Kumis yang siap di bor maka kapasitas produksi Blok Siak diharapkan terus meningkat.
Perusahaan memproyeksikan sumur Kumis bisa memproduksi minyak sebanyak 200-300 barel.

“Dengan cadangan yang ada kita proyeksikan produksi rata-rata 200-300 BOPD,” kata Nana.

Blok Siak memiliki beberapa lapangan utama yakni lapangan Batang, Lindai dan South Menggala.

PHE Siak Kampar juga akan fokus mengembangkan lapangan Batang, yang sampai saat ini pengembangannya masih belum optimal.

Menurut Nana,  jenis minyak berat yang berada di lapangan Batang menjadi salahsatu penyebab belum maksimalnya produksi di sana, namun dengan perusahaan lanjutnya sudah mempersiapkan langkah khusus untuk bisa memaksimalkan produksi di Batang.

“Lapangan Batang itu sebenarnya primadona di Blok Siak, dari data yang ada sampai sekarang baru 13% dari cadangannya yang terambil,” tandas Nana.(RI)