JAKARTA– Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting, kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas bumi SKK Migas yang juga anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, dipercaya oleh pemerintah dan SKK Migas untuk melaksanakan pengeboran sumur eksplorasi di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, sebagai upaya final untuk pencarian data dan pembuktian keberadaan hidrokarbon di daerah ini.

Dalam kurun waktu 2007 – 2015, PHE Randugunting melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak empat sumur, yaitu Djapah Gede (DPG-1), Cempaka Emas (CPE‐1) dan Kenangarejo (KGR‐1) dengan status Dry Hole, dan sumur Wonopotro (WON-1) dengan status Uneconomic Discovery.

“PHE Randugunting saat ini berada pada fase eksplorasi tahap tiga yang akan berakhir pada Agustus 2017. Kami ucapkan terimakasih kepada masyarakat dan Pemkab Rembang yang membantu kelancaran operasi Tajak Sumur RGT-2,” ujar Direktur Eksplorasi PHE Rudy Ryacudu di Rembang, Senin (21/11).

 

kegiatan-eksplorasi-phe-randugunting

 

Kegiatan eksplorasi sumur eksplorasi RGT-2 PHE Randugunting

Menurut dia, pelaksanaan tajak sumur ini tidaklah mudah. Apalagi sumur esksplorasi adalah sumur pertaruhan, sebagai pembuktian ada tidaknya hidrokarbon.

“Saya berharap sumur ini akan menghasilkan hidrokarbon migas yang komersil sehingga membawa kemanfaatan bagi negara dan masyarakat sekitar wilayah kerja,” katanya dalam siaran pers yang diterima dunia-energi.

Tahun 2016 merupakan Turning Point bagi PHE Randugunting untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon melalui Pengeboran Sumur Eksplorasi Randugunting (RGT‐2) pada tanggal 21 November 2016. Apabila melihat sejarahnya, pada 1996 (20 tahun lalu), Pertamina pernah membuktikan keberadaan gas bumi melalui pengeboran sumur Randugunting (RGT‐1) yang terletak relatif dekat dengan lokasi pengeboran Randugunting (RGT-2). Namun untuk memastikan keberadaan lebih lanjut atas cadangan gas bumi tersebut, maka diperlukan konfirmasi ulang agar potensi migas di daerah ini dapat dikembangkan lebih lanjut.

GM Randugunting Abdul Mutalib Masdar menambahkan kegiatan operasi pengeboran akan berlangsung kurang lebih 40 hari. Tajak sumur akan mengebor sampai kedalaman 1500 m secara vertikal.

“Sumur ini adalah langkah awal mencari migas. PHE Randugunting ditugaskan mencari migas oleh pemerintah dalam hal ini melalui Pertamina dan PHE. Saya berharap standard keselamatan HSSE tetap diutamakan agar pelaksanaan operasi berjalan lancar,” katanya.

Selama proses persiapan pengeboran, PHE Randugunting melakukan upaya maksimal untuk memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan maupun kebijakan daerah Kabupaten Rembang. PHE Randugunting juga telah melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah, SKPD, Kepolisian, TNI, dan instansi‐instansi terkait lainnya untuk memastikan bahwa telah terpenuhinya seluruh persyaratan perizinan termasuk Izin Prinsip Kesesuaian Tata Ruang dan izin‐izin lainnya yang terkait dengan lingkungan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengeboran.

Bupati Rembang H Abdul Hafidz yang ikut hadir bersama jajaran SKPD Rembang mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PHE Randugunting. Kegiatan tersebut dinilai membanggakan jika yang diharapkan terwujud dan dapat dipenuhi untuk kepentingan negara, masyarakat dan perusahaan.

“Saya kembali mengingatkan agar pentingnya sosialisasi disetiap tahapan untuk menghindari salah paham di masyarakat. Saya minta aparat pemda membantu kelancaran operasi ini karena untuk kepentingan negara,” katanya.

Selama kegiatan operasi pengeboran RGT‐2, PHE Randugunting selain menggunakan tenaga ahli pengeboran yang berasal dari Pertamina dan Service Company juga akan mengikutsertakan penduduk lokal dalam kegiatan operasi pengeborannya. PHE Randugunting juga telah melakukan serangkaian kegiatan Sosialisasi dan CSR (Corporate Social Responsibility) seperti Randugunting mengaji dan Randugunting berbagi, bantuan pembangunan masjid, rekondisi jalan disekitar lokasi dan lain–lain sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memberdayakan potensi sumber daya lokal dan masyarakat disekitar lokasi pengeboran. (DR)