JAKARTA- PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang berada di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas dalam usahanya untuk tetap tumbuh dan berkembang, memulai tahap Fabrikasi Proyek Pengembangan lapangan Baru SP. Hal itu yang ditandai dengan seremoni First Cutting Anjungan SPA di Handil-1 Yard, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, belum lama ini.

R Gunung Sardjono Hadi, Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi, induk usaha PHE ONWJ, mengatakan untuk pengembangan proyek ini perusahaan menganggarkan sebesar US$ 92,7 juta atau sekitar Rp 1,22 triliun. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan Anjungan Lepas Pantai SPA, penggelaran pipa bawah laut sepanjang 11,3 km, modifikasi Anjungan Lepas Pantai B2C, dan pengeboran 3 sumur pengembangan.

“Proyek ini merupakan proyek pengembangan lapangan baru pertama pada skema Production Sharing Contract (PSC) Gross Split,” kata Gunung  di Jakarta, Minggu (24/9).

Pelaksanaan Project Pengembangan Lapangan SP ini seluruhnya dilaksanakan oleh Contractor EPCI dalam negeri, yaitu PT Meindo Elang Indah. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan selama proyek berlangsung, PHE ONWJ dan PT Meindo Elang Indah telah menandatangani dokumen Project HSSE Charter serta Contractor Safety Management System (CSMS) Pre-Job Activity untuk memastikan kedua pihak memahami hak dan kewajiban dalam menjaga keamanan dan keselamatan segala aktivitas dari proyek ini.

Lapangan SP terletak sekitar 11 km arah barat daya Bravo Flow Station komplek yang difungsikan sebagai stasiun pengumpul dari produksi anjungan-anjungan di sekitarnya (termasuk anjungan SPA). “Proyek ini adalah pengembangan lapangan baru pertama yang dieksekusi oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java pada 2017 sebagai tanda komitmen yang kuat untuk terus melakukan upaya meningkatkan produksi migas nasional,” ujar Gunung dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi.

Menurut Gunung, pengembangan Lapangan SP diharapkan berproduksi pada akhir 2018 dan direncanakan mencapai puncak produksi (peak production) gas bumi sebesar 30 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi dari Lapangan SP akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga dapat menjadi pendorong roda perekonomian industri-industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.

Blok ONWJ merupakan salah satu blok lepas pantai tertua di Indonesia. Blok ini mulai berproduksi pada tahun 1971. Saat ini, usia Blok ONWJ telah berusia lebih dari 40 tahun atau dapat dikategorikan sebagai lapangan mature. Meskipun demikian, Blok ONWJ masih mampu menyumbangkan produksi yang signifikan. Hingga Juli 2017, PHE ONWJ telah mencatatkan produksi minyak sebesar 33.000 barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas bumi sebesar 126.8 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

PHE ONWJ adalah operator dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok ONWJ dibawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas yang dimiliki oleh Pertamina sejak Juli 2009. Wilayah operasi PHE ONWJ mencakup area sekitar 8,300 kilometer persegi di Laut Jawa yang terletak di sebelah utara Cirebon sampai ke Kepulauan Seribu. (DR)