JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), emiten distribusi dan infrastruktur gas, akan mulai mempersiapkan sosialisasi pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ke pemegang saham.

“Mungkin akan dilakukan roadshow untuk menyampaikan, paling tidak update atau laporan pada stakeholder. Segera dilakukan setelah fase diskusi dan persiapan selesai,” kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) diJakarta, Rabu (11/5).

Pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memutuskan menggabungkan PGN ke PT Pertamina (Persero). Nantinya, saham pemerintah di PGN sebesar 57% akan dialihkan ke Pertamina. Saat ini, saham publik di PGN sebesar 43%.

Menurut Hendi, penggabungan PGN ke Pertamina nantinya diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada pertumbuhan perseroan dan stakeholders.

“Yang kita harapkan dampaknya, bagaimana pun bentuknya, akan menghasilkan yang positif dan sinergistik. Memberikan manfaat bukan hanya bagi perusahaan tapi juga bagi stakeholder,” kata dia.

Rini Soemarno, Menteri BUMN, sebelumnya mengatakan segala masalah menyangkut Pertamina yang menjadi induk atau holding PGN selesai sebelum Lebaran 2016. “Kajian sudah selesai dan proses sudah jalan semua. Saya juga sudah berbicara dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan PP-nya akan diajukan ke Presiden Joko Widodo,”  katanya.

Menurut Rini, pemilihan Pertamina sebagai induk usaha PGN karena perusahaan pelat merah itu dikuasai 100% sahamnya oleh negara.(RI)