NUSA DUA – PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero) optimistis bisa merealisasikan target installed capacity di atas 1.000 megawatt pada 2021 seiring kesepakatan kontrak baru dan amendemen Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) panas bumi dengan PT Indonesia Power dan PT. PLN (Persero).

Irfan Zainuddin, Direktur Utama PGE, mengatakan optimistis pemanfaatan energi geothermal di Indonesia akan semakin bergairah dan berkembang dengan pesat. PGE juga berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengembankan energi bersih yang ramah lingkungan sehingga bisa membantu mengurangi emisi carbon secara berkesinambungan.

“Untuk itu PGE mencanangkan target installed capacity di atas 1.000 MW pada 2021 dan diharapkan menjadi 2.700 MW pada 2030,” ujar Irfan saat penandatanganan PJBU dan PJBL yang dilaksanakan disela Bali Clean Energy Forum, Kamis.

Kesepakatan kontrak baru dan amendemen kontrak mencakup dua Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang dioperasikan PGE, yakni PLTP Lahedong dan PLTP Kamojang.

Amandemen PJBU untuk suplai uap panas bumi, mencakup PLTP Lahendong Unit 1 hingga Unit 4 yang masing-masing berkapasitas 20 MW. Selain itu juga dilakukan amandemen PJBL panas bumi untuk PLTP Kamojang Unit 4 berkapasitas 60MW dan Kamojang Unit 5 berkapasitas 35MW.

Untuk kontrak baru, PGE dan Indonesia Power untuk PJBU suplai uap PLTP Kamojang Unit 1 berkapasitas 30MW,  Kamojang Unit 2 berkapasitas 55MW dan Kamojang Unit 3 berkapasitas 55MW.

Selain itu, Pertamina juga menjalin kesepakatan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mengembangkan dan melakukan riset PLTP Binary Cycle di Lapangan Geothermal Lahendong, Sulawesi Utara serta membangun dan melakukan penelitian pembangkit listrik skala kecil dengan kapasitas 3MW di Lapangan Geothermal Kamojang.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan Pertamina akan ikut terlibat aktif dalam mengembangkan kapabilitas nasional di bidang geothermal, baik dari sisi SDM maupun penguasaan teknologi. “Dengan memiliki potensi sumber daya geothermal terbesar di dunia, sudah selayaknya Indonesia bisa menguasainya dan mengembangkan sendiri teknologi pemanfaatan geothermal,” kata Syamsu.

Saat ini PGE memiliki 12 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 437 MW yang dihasilkan dari empat area, yakni: Kamojang (235 MW), Ulubelu (110 MW),  Lahendong (80 MW) dan Sibayak (12 MW). Selain itu saat ini secara paralel PGE sedang melakukan pembangunan proyek-proyek panas bumi dengan total kapasitas 510 MW. Pada 2016, empat proyek di antaranya ditargetkan mulai beroperasi secara komersial, yakni PLTP Ulubelu Unit 3 berkapasitas 55MW yang ditargetkan COD (commercial of date) pada Agustus 2016. PLTP Lahendong Unit 5 berkapasitas 20MW direncanakan COD Desember 2016. PLTP Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW ditargetkan COD Desember 2016. Serta PLTP Lumutbalai Unit 1 berkapasitas 55  MW yang direncanakan COD Desember 2016.(EA)