GARUT – Kebakaran terjadi di hutan kawasan Kamojang, yang berada di area operasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Kebakaran tersebut cukup mengkhawatirkan karena lokasinya sangat berdekatan dengan pusat konservasi elang di Citepus, Sukakarya, Garut.

“Kami berharap kebakaran ini dapat segera dipadamkan agar tidak mengganggu lingkungan terutama konservasi elang di sana,” tutur Wawan Darmawan, General Manager Area Kamojang PT Pertamina Geothermal Energy saat berbincang dengan media, Minggu (1/11).

Konservasi elang sangat penting dilindungi karena di sana terdapat sekitar 17 elang dari berbagai jenis tengah ditangani. PGE Area Kamojang bahu membahu dengan aparat memadamkan api tersebut. Perusahaan mengerahkan beberapa unit mobil pemadam kebakaran dan personelnya. “Ini mungkin akibat kekeringan musim kemarau yang lama. Kita ikut tanggung jawab mengatasinya,” kata Wawan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo mengatakan petugas saat ini tetap siaga satu untuk mencegah timbulnya bara api di lokasi-lokasi yang diprediksi berpotensi terjadinya kebakaran di Jawa Barat.
Dinas Kehutanan Jawa Barat mencatat, sejak awal bulan hingga 26 Oktober 2015, data sementara jumlah hutan yang terbakar mencapai 966,6 hektare. Luas hutan itu terdiri atas hutan konservasi 936,6 hektare, serta hutan produksi 30 hektare.

Perinciannya, di hutan konservasi yang dikelola Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), sempat terjadi kebakaran hutan di delapan lokasi. Kebakaran terbesar di Suaka Margasatwa Cikepuh, yakni 347, hektare; disusul Cagar Alam Papandayan 328,5 hektare; Cagar Alam Kamojang/Guntur 138,9 hektare; serta Gunung Ciremai 107 hektare.

Lokasi lainnya adalah di Taman Buru Kareumbi 10,5 hektare; Cagar Alam Bojong Larang Jayanti 8,5 hektare; serta Cagar Alam Burangrang 5 hektare; dan Cagar Alam Kamojang Blok Cipateungteung 3,5 hektare.(LH)