Failitas produksi Petrochina Jabung Ltd.

Failitas produksi Petrochina Jabung Ltd.

JAKARTA – Manajemen PetroChina International (Jabung) Ltd menyayangkan berlarut-larutnya proses perizinan lokasi, yang diajukannya ke Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pasalnya, izin itu telah diajukan PetroChina sejak 9 bulan lalu, namun tak kunjung terbit.

Communication Manager PetroChina PetroChina International Companies di Jakarta, Novie Latanna mengatakan, pihaknya berharap izin lokasi tersebut bisa segera diproses, guna mendukung peningkatan produksi minyak bumi nasional sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012.

“Apalagi, selama menanti izin keluar, PetroChina tidak melakukan aktivitas pengeboran di area sumur yang belum memperoleh izin, baik pengeboran eksplorasi (pencarian sumber minyak dan gas baru) atau pengeboran pengembangan, sesuai dengan arahan pemda,” kata Novie pada Senin, 27 Mei 2013.

Izin lokasi itu diperlukan, ujar Novie, agar PetroChina bisa mengoperasikan kembali  sumur-sumur minyak dan gasnya di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, yang disegel pemda setempat, sejak Jumat, 24 Mei 2013. Patut diketahui bahwa lokasi-lokasi sumur yang disegel itu adalah sumur yang dibor sebelum masa operatorship PetroChina di Blok Jabung, yang dimulai tahun 2002. Lokasi sumur tersebut dibor pada periode 1998 sampai 2001.

Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) sebelum PetroChina sebagai perusahaan operator Blok Jabung, sudah pernah mengajukan permohonan izin pada 1997. Dan untuk melengkapi perizinan, pada 10 Agustus 2012, PetroChina kembali mengajukan permohonan izin lokasi kepada pemda melalui SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). Namun hingga kini, pengajuan izin tersebut belum disetujui.

“Tentu, kami juga berharap bahwa kondisi sumur yang aktif berproduksi, dan sudah dalam kondisi demikian saat kami mulai mengoperasikan Blok Jabung tahun 2002, tidak dipandang sebagai bentuk ketidakpatuhan kami terhadap regulasi pemda. Kami selalu tunduk dan mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah, baik pusat maupun daerah,” kata dia.

Dijelaskan Novie, operasi produksi minyak dan gas memerlukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas dari waktu ke waktu untuk memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan lingkungan. Di sisi lain, pemasangan segel di area sumur tersebut berakibat tidak memungkinkannya dilakukan upaya pemeliharaan sumur-sumur tadi.  Padahal, kondisi area sumur yang terkunci, bisa menimbulkan risiko yang besar jika terjadi sesuatu yang sangat membahayakan.

“PetroChina berharap agar permasalahan perizinan ini dapat diselesaikan dengan baik bersama Pemda Tanjab Timur, dan penyegelan dapat segera dibuka,” tandasnya.  

Kejar Target Produksi

Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 yang menargetkan pencapaian produksi minyak bumi nasional paling sedikit rata-rata 1,01 juta barel per hari pada 2014, Novie mengatakan, PetroChina juga berharap dapat memperoleh dukungan penuh dari pemda guna melaksanakan target tersebut.

Dukungan itu diperlukan, lanjutnya, agar dapat dibangun sinergisitas yang lebih baik ke depan. Ini dimaksudkan  agar kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dapat dioptimalisasikan, serta berlangsung secara kondusif di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

“Kami ingin menjalin kerja sama yang lebih baik dengan Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Tanjung Jabung Timur,  untuk bersama-sama mengejar target produksi nasional,” kata Novie lagi.

Saat ini, sambungnya, SKK Migas bersama PetroChina tengah menyiapkan rencana penjualan gas bumi ke Pemkab Tanjab Timur melalui BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Gas yang akan dijual ke BUMD itu, diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Tanjung Jabung Timur.

Hanya memang, jelas Novie, rencana penjualan tersebut sedang dalam tahap due diligence (studi kelayakan, red). Menurutnya, rencana penjualan gas ke BUMD ini ini sebagai wujud kepedulian SKK Migas dan PetroChina, dalam memenuhi kebutuhan gas domestik, khususnya di Tanjung Jabung Timur.

Soal kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), menurutnya PetroChina bekerjasama dengan Pemda Tanjab Timur telah melaksanakan 12 program CSR sepanjang 2012. Diantaranya pembangunan sekolah, pembangunan jaringan listrik, perbaikan rumah prasejahtera, dan pengaspalan jalan.

Untuk tahun 2013, tambahnya, program CSR yang sedang dipersiapkan adalah pengaspalan jalan dan penyediaan fasilitas air bersih. Secara konsisten, PetroChina akan terus melaksanakan program CSR yang telah dikoordinasikan dengan Pemkab Tanjab Timur.

Ia mengakui, memang masih ada program CSR tahun 2012 yang sampai saat ini belum selesai pengerjaannya. Namun Novie meyakinkan, PetroChina berkomitmen untuk menyelesaikannya selekas mungkin, dan hingga kini masih terus dikebut pengerjaannya.

Berdasarkan catatan yang ada, sambung Novie lagi, tidak satu program pun yang sudah disepakati dengan pemda, yang tidak direalisasikan oleh PetroChina. “Semua komitmen CSR itu, akan kami laksanakan dengan sebaik mungkin,” tandasnya.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)