Komplek energi terpadu (ilustrasi).

JAKARTA – Sebuah perusahaan nasional yakni PT Biidznillah Tambang Nusantara (BTN) menjalin kongsi dengan dua korporasi asal China Malaysia untuk menggarap proyek energi terpadu. Menariknya, PT BTN adalah milik Pondok Pesantren Al Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur.

Dua perusahaan yang digandeng oleh PT BTN adalah BTN Power (M) Sdn Bhd asal Malaysia, dan China Machinery Engineering Corporation (CMEC) dari China. Kesepakatan di antara ketiganya telah ditandatangani di Hotel Sultan Jakarta, pada Sabtu, 13 April 2013.

Dalam kesepakatan itu, PT BTN diwakili KH Thoha Yusuf Zakariya, BTN Power diwakili Naziruddin Mohamed selaku Managing Director, dan CMEC diwakili Cao Yuejun yang menjabat Vice General Manager. 

CMEC sendiri merupakan perusahaan berskala internasional, yang bergerak di bidang rekayasa konstruksi, kontraktor, dan penyediaan berbagai mesin dan peralatan, dengan jaringan bisnis saat ini mencapai 150 negara di seluruh dunia.

Sedangkan BTN Power (M) Sdn Bhd adalah perusahaan pengelola pembangkit listrik di Negara Bagian Pahang, Malaysia, dengan kantor pusat di Sentral 1 Level 16, Jalan Stesen Sentral 5 KL Sentral, 50470 Kuala Lumpur, Malaysia.

Ketiganya bersepakat menggarap proyek-proyek di sektor minyak dan gas bumi (migas) dan pembangkit listrik, pada lahan seluas 2.000 hektar di Jawa Timur. Yakni kilang minyak mentah terintegrasi berkapasitas 300.000 barel per hari, tangki penyimpanan minyak berkapasitas 2 juta metrik ton, sebuah komplek petrokimia, dan pembangkit listrik tenaga uap/batubara (PLTU) 1 x 600 Megawatt (MW).

Seperti dituangkan dalam keterangan tertulis bersama BTN, BTN Power, dan CMEC yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad, 14 April 2013, saat ini studi kelayakan untuk pembangungan kilang minyak mentah telah selesai dilakukan oleh Maju Terpadu Engineers Sdn. Bhd.

CMEC dan afiliasinya bertugas menyediakan mesin dan peralatan serta teknologi untuk kilang tersebut. Sedangkan proyeksi keuangan untuk pembangunan PLTU 1 x 600 MW akan diselesaikan bulan depan. Biaya pengembangan proyek migas terpadu diperkirakan mencapai USD 10 miliar.

Kerjasama itu ternyata bukan yang pertama. Sebelumnya, PT BTN, BTN Power, dan CMEC juga sudah menggarap perkebunan kelapa sawit seluas 11.374 hektar di Pulau Seram Timur, Maluku. Perkebunan digarap PT BTN, CMEC menyediakan mesin dan peralatan yang diperlukan untuk ekstraksi dan pemurnian minyak sawit, dan BTN Power mengamankan kontrak ekspor jangka panjang minyak sawit ke Timur Tengah.

Di sektor pertambangan, sejak 2012 ketiganya bersama Aurecon telah mengelola sebuah konsesi tambang batubara di Kalimantan. Dalam kerjasama ini, CMEC menyediakan mesin pertambangan dan peralatan, sedangkan BTN Power memasarkan 5,5 juta metrik ton batubara per tahun untuk PLTU 1 x 600 MW di Pekan, Pahang, Malaysia, dengan kontrak 30 tahun.

Langkah Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso ini patut diacungi jempol. Bisa jadi langkah ini merupakan cara terbaru lembaga pendidikan berbasis agama, dalam mendanai operasionalnya. Tidak lagi mengandalkan sumbangan maupun iuran dari orangtua santri semata. Komplek energi terpadu yang akan dibangun juga berlokasi di Situbondo, Jawa Timur yang berpotensi menumbuhkan potensi ekonomi lokal – nasional yang lebih besar.  

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)