JAKARTA – Gabungan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) menyambangi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) guna mempresentasikan berbagai teknologi dalam berbagai industri, termasuk minyak dan gas khususnya di sektor penunjang.

“Mereka service contractor, service mereka yang ditawarkan mungkin bermanfaat ke Indonesia. Mereka presentasi bawa teknologi ini pertama buat mereka. Ya kami fasilitasi yang berminat dengan teknologi itu,” kata Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Senin malam (5/2).

Selain membidik kerja sama di sektor penunjang hulu migas, calon investor Timur Tengah juga banyak berminat di sektor ketenagalistrikan.

Kementerian ESDM selanjutnya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian, sehingga nantinya para calon investor bisa langsung menggandeng para pengusaha dalam negeri.

“Ada kelebihan (misal teknologi) yang ditawarkan ada yang menawarkan LED juga, nanti ke Kemenperin juga mereka,” ungkap Arcandra.

Pemerintah gencar menggenjot investasi di berbagai sektor, termasuk energi. Pada tahun ini Kementerian ESDM memproyeksikan investasi yang masuk mencapai US$ 46,16 miliar. Proyeksi tersebut bahkan lebih dari 50% jika dibandingkan realisasi investasi pada tahun lalu sebesar US$ 25,82 miliar.

Pada 2016 realisasi investasi hanya mencapai US$ 29,74 miliar, 2015 realisasinya sebesar US$ 31,39 miliar dan investasi 2014 mencapai US$ 32,8 miliar.

Sebagai upaya untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM juga baru saja mencabut 32 regulasi berupa peraturan menteri di seluruh sektor baik migas, mineral dan batu bara, energi baru terbarukan dan konservasi energi serta sektor ketenagalistrikan.

Menurut Arcandra, pemerintah tidak akan berhenti melakukan pemangkasan regulasi yang dianggap menghambat iklik investasi. Dalam waktu dua minggu ini evaluasi terhadap berbagai regulasi akan terus dilakukan.

“Dua minggu ini kita lihat, apa nanti evaluasinya ada penyederhanaan lagi,” tandas Arcandra.(RI)