JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum beserta mitra strategis akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk membangun dan mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinery. Smelter yang akan mulai dibangun tahun depan di Kalimantan Barat tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2019.

Tedy Badrujaman, Direktur Utama Aneka Tambang atau Antam, mengatakan kesepakatan Antam dan Inalum membentuk perusahaan patungan dengan mitra strategis merupakan langkah lanjutan setelah penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada Juli 2015.

“Pembangunan smelter grade alumina Mempawah akan meningkatkan nilai cadangan bauksit Antam yang besar melalui kegiatan hilirisasi,” kata dia, Kamis.

Manajemen Antam dalam keterbukaan informasinya menyebutkan calon mitra strategis yang tengah diundang merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka internasional dalam industri aluminium dan pengolahan bijih bauksit menjadi alumina. Perusahaan-perusahaan yang diundang di antaranya berasal dari Tiongkok, Rusia dan Uni Emirat Arab.

Smelter alumina yang akan dibangun perusahaan patungan Antam, Inalum dan mitra strategis rencananya berkapasitas dua juta ton alumina per tahun yang akan dibangun bertahap. Total kebutuhan bahan baku diperkirakan mencapai enam juta wet metric ton (WMT) per tahun.

Pengoperasian smelter alumina membuat Antam dapat mengolah cadangan bauksit yang ada sehingga Inalum akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri. Inalum saat ini memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250 ribu ton aluminium ingot per tahun dengan kebutuhan 500 ribu ton alumina per tahun.

Winardi Sunoto, Direktur Utama Inalum, mengatakan sinergi Inalum dengan Antam merupakan salah satu usaha pertumbuhan berkelanjutan korporasi untuk merealisasikan industri hulu aluminium Indonesia.

“Sinergi Antam dan Inalum akan menciptakan industri hulu aluminium yang terintegrasi sampai dengan produk hilir aluminium untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” kata dia,

Inalum berencana meningkatkan kapasitas menjadi 500 ribu ton aluminium per tahun pada 2020 dengan kebutuhan bahan baku minimal satu juta ton alumina. Selain itu, mulai tahun depan Inalum akan memproduksi aluminium billet dan aluminium alloys, selain aluminium ingot yang telah diproduksi selama ini.(AT)