JAKARTA – Sejumlah wilayah kerja panas bumi (WKP) yang ditawarkan pemerintah sudah mendapat respon dari para pengembang asing.

“Untuk lelang saat ini,  Graho Nyabo (Jambi) diminati oleh EDC dari Philipina,  WKP Simbolon Samosir diminati oleh ORMAT dari Amerika Serikat, WKP Ciremai diminati oleh Pertamina dan ENKA Italia,” kata Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Dunia Energi, Rabu (16/11).

Selain itu, menurut Yunus, ENEL dari Italia sudah melakukan penawaran di WKP Way Ratai, Lampung. Kemudian Hitay, juga menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Bukit Gunung Talang.

“Perusahaan asal Korea Selatan telah menyampaikan niatnya ikut lelang di WKP Gunung Galunggung. Perusahaan-perusahaan besar kelas dunia masih berminat untuk berkiprah di geothermal Indonesia,” ujarnya.

Pemanfaatan panas bumi sebagai pembangkit listrik dari periode 2006 hingga September 2016 tercatat masih lambat. Dari total kapasitas sebesar 852 megawatt (MW) pada 2006, hingga September 2016 baru bertambah menjadi 1.513, 5 MW per tahun.

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar didunia, mencapai kurang lebih 29 gigawatt (GW) dan potensinya tersebar hampir di seluruh Indonesia yaitu sepanjang busur pegunungan vulkanik atau ring of fire yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku sampai Sulawesi bagian utara.

“Dalam kurun waktu sembilan tahun dari sekarang, Indonesia harus mendorong pemanfaatan energi panas bumi mencapai 350 % dari pemanfaatan saat ini. Karena, pada tahun 2025 panas bumi ditargetkan dapat berkontribusi sebesar 7% atau 4,8 GW yang setara dengan 23,5 juta ton minyak,” tandas Yunus.(RA)