JAKARTA – Harga minyak mentah jatuh dalam perdagangan di pasar Asia Senin, akibat adanya kelebihan pasokan global meskipun sejumlah pengeboran di Amerika Serikat (AS) memangkas produksi selama 11 bulan terakhir. Terus menurunnya harga minyak menyebabkan banyak perusahaan migas tidak mampu mengembalikan utang-utangnya.

Harga minyak Brent untuk pengiriman Januari turun 36 sen atau 0,85% ke harga US$44,28 per barel, setelah ditutup naik 48 sen di harga US$44,66 per barrel, Jumat.

Masih rendahnya harga minyak dunia membuat perusahaan migas terlilit utang bahkan berpotensi gagal membayar utang-utangnya. Ada juga yang peringkat utangnya yang sudah diturunkan oleh Moody’s.

“Sektor energi sekarang yang paling bermasalah. Ada 79 perusahaan yang berpotensi gagal bayar utang tahun ini, seperempatnya adalah perusahaan minyak,” kata Sharon Ou, analis senior Kebijakan Utang Moody’s seperti dikutip CNBC, Senin (22/11).

Para perusahaan energi ini sebelumnya sudah menarik utang cukup besar ketika sedang menikmati masa jayanya, saat harga minyak tembus di atas US$150 per barel.

Menurut CEO perusahaan investasi Avenue Capital Group, Marc Lasry, para perusahaan ini menarik total pinjaman sekitar US$ 250-300 miliar awal tahun ini. Jumlahnya jatuh lebih besar ketimbang tahun sebelumnya yang hanya US$ 100 miliar.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), sudah memberi peringatan adanya kredit bermasalah di sektor eksplorasi migas, produksi, hingga jasa energi pada awal November ini.(LH)