JAKARTA – Pemerintah terus mendorong perusahaan tambang batu bara, khususnya yang memproduksi batu bara kalori rendah untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang (mine mouth). Adhi Wibowo, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan saat ini harga batu bara kalori rendah sudah di bawah US$20 per ton.

“Jadi kami dorong untuk dikonversi, bukan hanya menjadi komoditas tapi untuk hal yang lain,” ujar dia di Jakarta, Kamis.

Selain itu, pemerintah menargetkan program pengembangan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt (MW) akan menyerap produksi batu bara nasional (domestic market oblogation/DMO) dalam skala besar. Menurut Adhi, sepanjang tahun ini pemerintah menargetkan konsumsi domestik batu bara sebesar 110 juta ton.

“Diharapkan DMO semakin besar dan tidak perlu untuk ekspor. Bahwa ingin dibatasi, itu betul. Semoga pasar dalam negeri besar sehingga mampu serap produksi batu bara,” ungkap dia.

Sepanjang tahun ini pemerintah menargetkan produksi batu bara nasional mencapai 425 juta ton. Total target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) masih di dominasi pertambangan batu bara, yakni sekitar 80%.(RA)