JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sepanjang Februari 2017 terus menunjukan tren positif dengan kenaikan tipis US$0,62 menjadi US$52,5 per barel dibanding ICP Januari sebesar US$ 51,88 per barel.

Selain itu peningkatan juga dialami ICP SLC yang naik sebesar US$ 0,25 per barel dari US$ 53,11 per barel menjadi US$ 53,36 per barel.

Dalam data yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada Februari 2017 dibanding Januari 2017 turut mempengaruhi pergerakan ICP.

Salah satunya dipengaruhi kesepakatan negara produsen minyak dunia yang tergabung dalam OPEC pada Desember 2016 untuk melakukan penurunan produksi antara negara–negara OPEC dan 11 negara Non OPEC dalam enam bulan pada 2017.

Pri Agung Rakhmanto, pengamat migas dari Universitas Trisakti, menyatakan tren positif ICP sudah diprediksi seiring dengan pergerakan harga minyak dunia. Harga minyak dunia pad@ tahun ini diproyeksi bergerak di kisaran US$ 55-US$ 64 per barel. Selain itu, permintaan minyak dunia diperkirakan akan terus mengalami peningkatan pada tahun ini.

“ Menurut data EIA peningkatan minyak dunia tahun ini bisa mencapai 1,6 juta barel per hari, tahun lalu hanya 1,4 juta barel per hari. OPEC memprediksi peningkatan sebesar 1,15 juta barel per hari pada tahun ini,” kata Pri kepada Dunia Energi.

Menurut dia, peningkatan tersebut dikarenakan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara konsumen utama minyak dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, China, India, Rusia dan Brasil. Konsumsi minyak dari enam negara tersebut berkisar antara 48 persen-50 persen terhadap konsumsi minyak dunia.

Dalam data tim harga minyak Indonesia terdapat faktor lain, seperti penurunan produksi minyak dunia pada Januari 2017 dibandingkan Desember 2016. Produksi minyak dunia turun 1,29 juta barel per hari menjadi 95,82 juta barel per hari didominasi oleh penurunan produksi minyak mentah negara OPEC yang mencapai 0,89 juta barel per hari.

IEA juga mencatat produksi minyak dunia turun 1,48 juta barel per hari menjadi 96,39 juta barel per hari didominasi oleh penurunan produksi minyak mentah negara OPEC hingga mencapai satu juta barel per hari. (RI)