JAKARTA– Rencana pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria pada Kamis (30/11) untuk memperpanjang pemangkasan produksi memberi sinyal positif terhadap harga minyak global. Setelah sempat mencapai rekor US$ 59,05 per barel, tertinggi dalam dua tahun, harga minyak berjangka pada perdagangan di pasar Asia, Senin (27/11) melemah tipis.

Pasar juga mendapat dukungan dari penutupan jalur pipa keystone yang menghubungkan Kanada dan Amerika Serikat. Penutupan jalur itu akan mengurangi suplai minyak sebanyak 590.000 barel per hari sehingga diekspektasikan bakal terjadi penurunan pasokan.
Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Desember di Nymex turun tipis 0,33% ke level US$ 58,75 per barel pada Senin pukul 08.45 WIB.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent–patokan Eropa dan internasional–berada di posisi USD63,84 per barel, hampir tidak berubah dari penutupan terakhir.

Penutupan jalur pipa Keystone berkapasitas 590.000 barel per hari (bph) setelah terjadi tumpahan membantu mendorong minyak mentah Amerika karena mengurangi stok.

Pasar juga mengetat secara global karena upaya OPEC dan kelompok produsen lainnya, termasuk Rusia, untuk menahan output sekitar 1,8 juta barel per hari sejak Januari. Kesepakatan tersebut berakhir Maret 2018, namun OPEC akan bertemu di Winauntuk membahas kebijakannya.

Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, Jumat, mengatakan Rusia akan membahas rincian perpanjangan pada 30 November, namun tidak menyebutkan berapa lama hal ini harus bertahan melampaui batas akhir Maret.

Ketidakpastian tentang bagaimana komitmen Rusia terhadap pengurangan yang terus berlanjut, dan juga meningkatnya produksi di Amerika Serikat, berarti harga minyak mentah dicegah meningkat lebih jauh, kata para pedagang.

Di AS, produksi minyak mentah melonjak 15% sejak pertengahan 2016 menjadi 9,66 juta bph, dan peningkatan aktivitas pengeboran untuk produksi baru diperkirakan terus berlanjut.
Perusahaan energi Amerika pekan lalu menambahkan rig minyak, dengan jumlah rig bulanan meningkat untuk kali pertama sejak Juli, menjadi 747 rig aktif, karena produsen tertarik dengan kenaikan harga minyak mentah.

Menurut William O’Loughlin, analis Rivkin Efek, seperti dilansir CNBC, menyatakan WTI saat ini diperdagangkan mendekati US$ 59 per barel, naik 38% sejak pertengahan Juni dan menjadikan minyak salah satu aset berkinerja terbaik selama periode tersebut. Dengan pertemuan OPEC pada pekan ini, para trader berharap adanya perpanjangan pemotongan produksi.

“Jika hasil pertemuan tidak sesuai ekspektasi, harga bakal turun dan volatilitas lebih tinggi,” katanya. (DR)