JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargertkan penguasaan pasar petrokimia nasional hingga 80% pada 2025. Target itu akan dicapai melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, langkah awal untuk menggapai target itu, ialah dengan secepatnya merealisasikan pembangunan naphta cracker berkapasitas 1 juta ton per tahun, yang investasinya mencapai US$5 miliar.

Kilang naphta itu akan beroperasi pada 2017, dengan produksi Ethylene 250 ribu ton per tahun, Polyethylene 400 ribu ton per tahun, Polypropylene 350 ribu ton per tahun, dan PVC 200 ribu ton per tahun.

Guna mewujudkan rencananya, Pertamina telah memulai kerja sama dengan tiga perusahaan petrokimia terkemuka di Asia, yaitu SK Global Chemical, PTT Global Chemical, dan Mitsubhisi Corporation.

“Dalam kerja sama ini, Pertamina menetapkan kepemilikan saham minimal dalam perusahaan patungan sebesar 51%. Pertamina mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan kami berkomitmen tinggi untuk merealisasikan proyek ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah untuk mengurangi ketergantungan industri nasional terhadap impor petrokimia,” papar Hanung Budya di Jakarta, Rabu, 12 Desember 2012.

Saat ini kebutuhan petrokimia nasional baru terpenuhi sekitar 10%, dengan taksiran US$5 miliar per tahun. Ditargetkan, 30% akan segera dikuasi pada 2017, dengan perkiraan pasar nasional mencapai US$30 miliar.

(CR-1 / duniaenergi@yahoo.co.id)