JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan memanfaatkan aset–aset perusahaan yang selama ini terbengkalai. Saat ini nilai aset diluar bisnis inti Pertamina mencapai Rp 137 triliun.

Gigih Prakoso, Direktur Perencanaan,  Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, mengungkapkan utilisasi aset sudah bisa dilakukan pada semester kedua tahun ini.

“Tentunya harus ada. Artinya lahan-lahan yang kosong yang tidak diberdayakan harus kita manfaatkan dengan berbagai skema,” kata Gigih di Jakarta, Rabu (16/8).

Gigih menyatakan untuk melakukan utilisasi aset bukan perkara mudah, karena tergantung dengan berbagai macam faktor, termasuk permintaan. Apalagi kondisi pasar properti saat ini juga sedang jalan ditempat. Namun Pertamina menargetkan bisa melakukan utilisasi aset sebesar 10% dari total keseluruhan aset.

“Kalaupun kita bisa merealisasikan 10% sudah bagus, sekitar Rp 13 triliun. Tidak mudah sih karena kondisi pasar sekarang properti slowing down, jadi demandnya harus kita pastiin,” ungkap dia..

Menurut Gigih, utilisasi aset bisa sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Selama ini perusahaan dibebani oleh biaya pajak atau pemeliharaan dengan adanya pendataan dan utilisasi maka beban tersebut bisa dikonversi menjadi keuntungan perusahaan.

“Kalau kita dapat revenue bisa kita tutup (biaya itu),  bahkan kita dapat margin kontribusi sangat besar,” ujar dia.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina,  menyatakan selama ini aset diluar bisnis inti tidak dimanage dengan baik, padahal potensi itu terbilang besar dan bisa bermanfaat bagi perusahaan.

“Aset non core itu Rp 137 triliun, selama ini kurang diberlakukan. Padahal kalau dikelola akan bisa menjadi revenue ke Pertamia yang butuh kapital besar,” kata Massa.

Lebih lanjut Massa menjelaskan perombakan manajemen dengan menambah jajaran direksi bertujuan untuk bisa memanage berbagai aset serta memperbaiki penataan perencanaan investasi perusahaan. Kebijakan tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

“Jadi lebih fokus mencari perencanaan dan harus lebih matang, Kita bisa menjual planning terintegrasi, sehingga kita bisa kedepan itu sama seperti perusahaan energi lainnya dapat partner yang besar,” tandas Massa.(RA)