JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga menargetkan peningkatan penjualan solar untuk industri pada tahun ini lebih dari 15 persen dibanding realisasi 2016 sebesar 2,4 juta kiloliter (KL).

Abdul Cholik, Direktur Operasi Pertamina Patra Niaga,  mengatakan setiap tahun perusahaan diberikan target untuk terus bertumbuh, termasuk dalam peningkatan penjualan solar untuk industri. Dengan target kenaikan 15 persen, maka pada tahun ini penjualan solar industri bisa mencapai 2,76 juta KL.

“Tahun ini target penjualan harus naik 15 persen, itu ditargetkan ke kita. Tahun lalu volumenya sekitar 200 ribu perbulan, “ kata Cholik kepada Dunia Energi di Jakarta.

Pada 2016, Pertamina Patra Niaga mencetak pendapatan Rp 15 triliun dengan raihan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun.

Sekitar 70 persen pendapatan berasal dari kegiatan penjualan dan pendistribusian minyak kepada industri yang didominasi dari industri minyak dan pelaku industri pertambangan mineral dan batubara. Sisanya disumbang lini bisnis lain.

“Yang lain transportasi, jasa handling, misalnya ada perusahaan malas kelola tangki, kita kelola. Lalu ada juga pengelolaan terminal bahan bakar,” ungkap Cholik.

Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga tengah mengkaji untuk masuk ke lini bisnis baru, yakni pengelolaan limbah pengeboran minyak.

Menurut Cholik, kinerja perusahaan dari sisi penjualan solar tidak terganggu dengan adanya kebijakan mencampur FAME sebanyak 20 persen ke dalam solar atau yang dikenal dengan biodiesel 20 persen atau B20. Patra Niaga telah menyiapkan berbagai varian minyak yang diperlukan industri, sehingga berbagai kebijakan seperti penambahan FAME untuk solar tidak berpengaruh ke perusahaan karena yang harus menyesuaikan justru pelaku industri.

“Kecil sekali pengaruhnya, memang tetap ada karena kan kalau kita bicara struktur biaya biodiesel itu diatas harga solar biasa. Jadi masalah daya saingnya ke konsumen saja,” katanya.

Fariz Azis, Vice President Supply and Distribution Pertamina, mengungkapkan pertumbuhan Patra Niaga dalam beberapa tahun terakhir terbukti terus meningkat dan menjadi salah satu anak perusahaan Pertamina yang sangat positif perkembangannya, baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan.

“Sebagian besar memang dari trading, itu memang core-nya Patra Niaga. Tapi ada juga sekarang di pengelolaan depot juga bisnis yang bagus,” katanya.

Fariz meyakini kebijakan B20 tidak akan menanggu kinerja Patra Niaga. Dalam data Badan Pengelola Dana pErkebunan Kelapa Sawit (BPBD-KS) serapan B20 pada tahun lalu mencapai 2,7 juta KL melebihi target sebesar 2,5 juta KL.

Pada tahun 2017 ini penyerapannya juga ditargetkan bisa mencapai 2,5 juta KL.

“B20 tidak pengaruh, kita ikuti kendaraan saja. B20 aman penyerapannya, apa yang ditargetkan pemerintah jumlah volume FAME-nya tercapai,” tandas Fariz.(RI)