JAKARTA – PT Pertamina (Persero) pada sembilan bulan 2017 menanggung selisih harga jual bahan bakar minyak (BBM) penugasan sebesar US$1,42 miliar atau sekitar Rp19 triliun.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, mengatakan apabila mengacu pada formula penghitungan harga BBM, kinerja keuangan Pertamina pada sembilan bulan tahun ini lebih. Pendapatan bisa mencapai US$32,8 miliar dan laba bersih US$ 3,05 miliar.

“Selisih pendapatan tersebut telah dikembalikan sebagai kontribusi Pertamina kepada masyarakat. Selisih harga jual BBM sebesar US$ 1,42 miliar, belum termasuk kontribusi dalam bentuk PPN dan PBBKB, ” ujar Massa di Jakarta, Kamis (2/11).

Menurut dia,  sesungguhnya nilai tersebut sangat dibutukan Pertamina untuk investasi di sektor hulu, kilang dan proyek-proyek strategis lainya.

Pertamina hingga September 2017 meraih laba bersih US$ 1,99 miliar, turun 29,6% dibanding periode yang sama 2016.

Pendapatan Pertamina naik 18%,  dari US$26,62 miliar menjadi US$31,38 miliar dengan amanat pendistribusian BBM PSO dengan harga yang tidak berubah.

Menurut Massa, berbagai peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dapat menahan laju peningkatan biaya pokok dan operasional sebesar  27%,   sehingga Pertamina masih mampu mencatat laba.

“Pertamina masih tetap bisa mencatatkan laba, ditengah penugasan dalam penyediaan BBM bagi masyarakat di seluruh Indonesia, dengan harga sesuai ketetapan pemerintah,” kata Massa.

Dia menambahkan Pertamina juga secara maksimal melakukan langkah-langkah penghematan dari pengadaan di sektor hulu dan hilir tanpa mengganggu operasional dan tidak mengurangi kualitas.(RI)