JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan mengoptimalkan penggunaan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) untuk menggantikan bahan bakar solar untuk sistem transportasi kereta api di Pulau Jawa. Rencananya penggunaan LNG untuk kereta api bisa terealisasi pada 2018.

Didi Sasongko Widi, Vice President LNG Pertamina, menyatakan saat ini Pertamina tengah melakukan uji coba intensif penggunaan LNG sebagai bahan bakar kereta di Yogyakarta. Selain melakukan tes, Pertamina juga melakukan finalisasi mekanisme pneggunaan LNG yang rencananya akan dilakukan sama seperti membeli solar.

“Jadi nanti kita ada perjanjian komersial kalau sudah jadi. Kayak jual beli solar saja. Sekarang dites di Balai Jasa Yogyakarta. Hasilnya baik dan hari Selasa kita rencana mau buat ceremony untuk menunjukkan bahwa itu berhasil,” kata Didi di Jakarta, Jumat (7/10).

Kereta berbahan bakar LNG akan dioperasikan di jalur pantai utara jawa (pantura). Pertamina memperkirakan konsumsi LNG untuk kereta api sebanyak 5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).  Nantinya transfer peralihan penggunaan LNG akan dilakukan secara bertahap.Selain kereta, konversi bahan bakar juga akan menyasar truk pengangkut BBM Pertamina.

“Truk Pertamina yang mengangkut BBM akan kita ubah dari menggunakan solar menjadi menggunakan LNG,” tukas dia.

Didi meyakini dengan peralihan bahan bakar nantinya tentu bisa mendukung program konversi BBM ke BBG yang didorong pemerintah. Selain itu pengoptimalan penggunaan LNG akan mendatangkan value bagi perusahaan. Ditahap awal penggunaan LNG untuk pengangkut BBM akan diimplementasikan bagi truk jarak jauh karena juga memperhatikan perubahan converter kit.

“Tapi kalau yang antar Jakarta itu biar pakai solar saja. Converter kit-nya mahal, kalau digunakan jarak dekat keekonomiannya tidak memenuhi syarat. Kalau jarak jauh kan penggunaan solarnya banyak jadi saving-nya juga jadi banyak,” tandas Didi.(RI)